SEMARANG, beritajateng.tv – Luxury Wedding Expo Renaissance Romance 2025 telah berlangsung semarak sejak Jumat-Minggu, 11-13 Juli 2025 di The Renaissance Ballroom Semarang.
Ekspo ini dimeriahkan oleh puluhan vendor pernikahan terpercaya di Semarang. Terdapat galeri fesyen yang memamerkan koleksi gaun pengantin karya desainer hebat asal Jawa Tengah.
Owner The Renaissance Ballroom Semarang, Indri, mengatakan tren gaun pengantin yang dipamerkan dan sedang digandrungi calon pengantin yakni gaun klasik dengan sentuhan elegan.
“Klasik itu sepanjang masa. Orang-orang lebih memilih kalau untuk gaun pengantin maunya yang klasik, yang elegan, jadi kelihatan mewah,” tutur Indri di The Renaissance Ballroom.
Klasik yang dimaksud ialah gaun didominasi warna putih sehingga mampu menghidupkan konsep pernikahan yang romantis dan elegan.
“Iya, kebanyakan mereka tetap senang kalau gaun pengantin itu tetap putih. Biar akan digemari kayaknya selamanya tetap putih. Jadi ya wedding di sini bernuansa kayak romantic, elegance,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa gaun klasik berwarna putih tak akan lekang oleh waktu. Pengantin ingin terlihat seperti Princess atau Puteri Kerajaan di momen istimewa sekali seumur hidup.
“Saya bilang putih modelnya klasik ya, tetap klasik. Everlasting karena kalau wedding itu kan pasti semuanya yang begitu. Yang wah gitu kayak princess, kan sekali seumur hidup,” jelas Indri.
Selama ekspo berlangsung ada pula fashion show gaun-gaun pengantin karya desainer ternama asal Semarang. Beberapa di antaranya Bramanta Wijaya Sposa, Cinobi, IFC, Larose Bridal, dan Batavia Jas.
Setiap daerah memiliki ciri khas gaun pengantin
Salah satu perwakilan vendor fesyen Hian Tjen asal Jakarta, Tiar, menyebut setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas gaun pengantin yang berbeda.
Gaun pengantin di Semarang biasanya banyak permintaan dengan model gaun A-line. Berbeda dengan di Jakarta yang bermodel mermaid atau slim.
“Jadi setiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing gitu. Kalau di daerah Semarang yang [milik] kami, dari Hian Tjen sendiri bawa yang agak sedikit modelnya A-line, karena di Semarang tipikal wedding-nya sedikit yang A-line. Kalau di Jakarta lebih klasik kecil yang mermaid-mermaid, slim yang kecil-kecil gitu,” jelasnya.
Selain model dan bentuk gaun, hiasan atau ornamen gaun pengantin juga berbeda. Di Semarang lebih banyak gaun dengan sentuhan payet.
Tiar juga mengatakan klien di Semarang cukup potensial karena dari Hian Tjen terdapat sekitar 20 hingga 25 klien yang berasal dari ibu kota Jawa Tengah tersebut.