SEMARANG, beritajateng.tv – Perkoempoelan Boen Hian Tong kembali memperkuat peran spiritualitas sebagai media peringatan dan advokasi sosial melalui peletakan sinci ketiga untuk anak-anak korban kekerasan. Bertempat di Kawasan Pecinan Kota Semarang, peletakan sinci ketiga itu berawal dari doa bersama di depan pintu Boen Hian Tong.
Harumnya dupa yang mengiringi suara dari pukulan gong kecil membuat hening seisi ruangan Boen Hian Tong. Perwakilan peserta yang hadir berbaris rapi, berdoa, dan menancapkan dupa atau hio pada altar yang berisi sinci penghormatan untuk Angeline Megawe dan Christoper Butar-Butar.
Kali ini, sinci ketiga berwarna emas menjadi simbol penghormatan untuk anak-anak korban kekerasan. Dalam sinci tersebut tertera nama Angeline Megawe dan Christoper Butar-Butar.
BACA JUGA: Soroti Kasus Pelecehan dan Kekerasan Seksual, Pelita Semarang: Banyak Terjadi di Lingkup Agama
Dua nama itu menjadi simbol penghormatan anak-anak korban kekerasan. Christoper Butar-Butar merupakan siswa SD di Riau yang meninggal karena bullying dari kakak kelasnya.
Sementara itu, Angeline Megawe adalah gadis cilik asal Denpasar, Bali, yang meninggal karena dianiaya oleh ibu tirinya.