SEMARANG, beritajateng.tv – Tokoh masyarakat dan pengusaha sosial Harjanto Halim menyampaikan keprihatinan mendalam atas dua kasus kekerasan anak yang dinilainya sebagai alarm keras bagi kondisi sosial dan moral bangsa, terutama yang terjadi di dalam lingkup keluarga.
Dalam ritual peletakan sinci di Boen Hian Tong Semarang pada Sabtu, 26 Juli 2025, Harjanto menyoroti dua kasus ironis, kasus kekerasan terhadap anak oleh orang tua, dan kekerasan antar anak.
Menurutnya, kasus-kasus ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan cerminan dari krisis empati dan kehancuran nilai dalam keluarga.
“Kami yakin ini bukan satu-dua kasus saja. Kami ambil dua contoh karena kalau semua diangkat, terlalu banyak. Ini jadi sinyal penting alarm untuk bangsa kita,” ujar Harjanto setelah ritual peletakan sinci.
BACA JUGA: Peletakan Sinci Ketiga di Boen Hian Tong, Simbol Duka dan Seruan Anti Kekerasan kepada Anak
Ia menambahkan, betapa krisis empati kini terjadi hingga pada level yang ekstrem. Harjanto menganalogikan bagaimana seorang ibu menganiaya anaknya sendiri atau sesama anak yang saling menyakiti.
“Saya aja enggak tega lihat tikus menderita waktu ditenggelamkan air. Bagaimana bisa seorang anak, atau bahkan seorang ibu, menganiaya sesamanya dan menganggap itu sesuatu yang wajar? There is something wrong,” lanjutnya.