SEMARANG, beritajateng.tv – Pamali: Tumbal merangkai ketegangan lewat akar budaya dan kepercayaan lokal yang begitu akrab dengan keseharian masyarakat Indonesia. Sentuhan “pamali” sebagai sumber ketakutan membuat atmosfernya terasa otentik dan dekat.
Besar kemungkinan membuat bulu kuduk merinding karena merasa pernah ditegur orang tua, kan? Berikut ulasan lengkap film Pamali: Tumbal.
Sinopsis Menggugah, dari Tumbal ke Teror
Kisah bermula ketika Putri, tokoh utama (Keisya Levronka) menyadari ibunya hilang secara misterius setelah mengambil uang hasil tumbal. Ternyata bukan hanya ibunya yang menghilang, beberapa wanita lain pun lenyap.
BACA JUGA: Fakta Menarik di Pamali: Tumbal, Ada Pesugihan dan Teror?
Kasus ini bersamaan dengan kasus pencurian tanpa jejak. Putri bersama dua sahabatnya menelusuri jejak sang ibu, berkelana ke pabrik tua, hutan angker, dan rumah kosong yang menyimpan rahasia hitam.
Jejak mereka berujung di dunia supranatural, di mana makhluk seperti kuntilanak hitam dan tuyul menuntut tumbal sebagai balasan atas pelanggaran larangan leluhur.
Aura Visual dan Suara yang Membekas
Secara teknis, Pamali: Tumbal tampil solid. Setelan sinematografi dan sound design-nya berhasil membangun suasana tegang. Ada pencahayaan yang ‘dark’, ruang terasa sempit, bisikan samar, hingga langkah yang menggema seolah memanggil penonton masuk ke dalam layar.
Lokasi seperti pabrik terbengkalai dan rumah tua dieksploitasi secara cerdas untuk menyampaikan kesan terjebak secara atmosferik.