SEMARANG, beritajateng.tv – PDAM Tirta Moedal memastikan tidak menggunakan aliran air Reservoir Siranda sebagai bahan baku air masyarakat kota, melainkan menggunakan air dari TGM (Tirta Gajah Mungkur).
Hal ini menyusul adanya temuan mayat mengambang di tandon air Reservoir Siranda pada Sabtu, 16 Agustus 2025 kemarin.
“Sudah tidak kita gunakan untuk aliran air. Itu hanya cadangan, karena kita kan sudah pakai TGM (Tirta Gajah Mungkur) untuk aliran air wilayah perkotaan,” ujar Kepala Bagian Humas PDAM Tirta Moedal Kota Semarang, Charisma Mayang Sari, Minggu, 17 Agustus 2025.
Mayang meminta warga tidak khawatir. Menurut dia, air yang warga konsumsi berasal dari aliran air TGM (Tirta Gajah Mungkur).
“Reservoir Siranda hanya cadangan. Itu pun hanya ketika TGM mati. Tapi kan TGM selama ini aliran kan tidak ada mati,” terangnya.
BACA JUGA: Temukan Mayat Mengambang, PDAM Kuras dan Disinfektan Air di Reservoir Siranda Semarang
Dia memastikan, selama dua minggu ini Tirta Gajah Mungkur mengalirkan air dengan lancar tanpa kendala apapun.
“Intinya, tidak digunakan (Reservoir Siranda) selama dua minggu ini, sejak diduga pria tersebut hilang. Kita cek TGM aman, selama 2 minggu itu,” imbuhnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga langsung menguras dan melakukan disinfektan terhadap Reservoir Siranda usai adanya penemuan mayat.
“Kami juga langsung kuras air (Reservoir Siranda). Walaupun enggak kita gunakan karena kejadian itu,” jelasnya.
Reservoir Siranda, menurut Mayang merupakan area terlarang yang telah dipagar dengan akses masuk terbatas.
“Itu (Reservoir Siranda) kan wilayah terlarang ibaratnya. Memang sekitar dijaga, dan itu kan posisinya malam dari CCTV tampak manjat pagar. Memang itu kan bukan area umum,” kata dia.
Reservoir Siranda merupakan jejak sejarah saat peristiwa Pertempuran Lima Hari Semarang. Hal inilah yang membuat PDAM Tirta Moedal masih melestarikan bangunan tersebut.