Jateng

Kebijakan Tarif Trump, Peluang Ekspor Industri Furniture Jawa Tengah Masih Terbuka

×

Kebijakan Tarif Trump, Peluang Ekspor Industri Furniture Jawa Tengah Masih Terbuka

Sebarkan artikel ini
pajak trump
Abdul Sobur (Kiri), Albertus Kuswidiarso, Johanes Chaesario Octavianus saat wawancara bersama awak media. Kamis, 21 Agustus 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Industri furniture Jawa Tengah kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu penopang terbesar ekspor nasional.

Menurut Johanes Chaesario Octavianus, perwakilan Keluarga Alumni PIKA (KAPIKA) yang juga menjadi Ketua Panitia WOODFEST 2025, peluang ekspor masih terbuka lebar meski ada tantangan global seperti kebijakan tarif Trump.

“Sejauh ini ekspor dari Jawa Tengah masih didominasi furniture, sekitar 70 persen lebih. Bahkan tarif Trump 19 persen dari Amerika Serikat tidak terlalu signifikan karena produk kita masih kompetitif dari Vietnam,” jelasnya pada Kamis, 21 Agustus 2025.

Johanes menambahkan, pasar utama furniture Jawa Tengah ada di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, serta negara-negara Asia lain. Yakni dengan tren permintaan terbesar untuk produk outdoor, bathroom, dan living room furniture.

BACA JUGA: Imbas Tarif Trump 19 Persen, Pengamat Undip Sebut Bangladesh-Vietnam jadi Saingan Jateng di Bidang Tekstil

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua DPD HIMKI Semarang Raya, Albertus Kuswidiarso. Hal ini ia sampaikan dalam sambutan acara Gathering & Seminar Anggota DPD HIMKI Semarang Raya dengan tema “Meraih Peluang di Tengah Tantangan”.

“Kami melihat potensi pasar furnitur dari Jawa Tengah luar biasa besar. Dengan adanya WOODFEST, kami ingin memperlihatkan bahwa Semarang dan sekitarnya bukan hanya sebagai pusat produksi, tetapi juga sebagai pusat kolaborasi dan inovasi industri furnitur,” ujarnya dalam sambutan.

Namun, selain soal produk dan pasar, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur juga menyoroti pentingnya dukungan infrastruktur pameran.

Ia menekankan bahwa Jawa Tengah, khususnya Semarang, perlu memiliki venue berstandar internasional agar bisa menjadi pusat kegiatan pameran industri kreatif.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan