Jateng

Ratusan Data Disabilitas di Semarang Belum Terupdate, Dispendukcapil Lakukan Jemput Bola

×

Ratusan Data Disabilitas di Semarang Belum Terupdate, Dispendukcapil Lakukan Jemput Bola

Sebarkan artikel ini
Ratusan Data Disabilitas di Semarang Belum Terupdate, Dispendukcapil Lakukan Jemput Bola
Perekaman data elektronik penyandang disabilitas di Kota Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan penyandang disabilitas di Kota Semarang kini mulai mendapatkan perhatian serius dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

Dinas Dukcapil Kota Semarang bersama relawan dari Pusat Pemilihan Umum Akses Disabilitas (PPUAD) Jawa Tengah menggelar kegiatan jemput bola. Untuk melakukan perekaman dan pembaruan data kependudukan khusus disabilitas.

Kegiatan ini berlangsung di sebuah rumah Panti Pijat Tuna Netra di Jalan Semeru Barat, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Ratusan warga penyandang disabilitas mengantre untuk melakukan perekaman data. Tujuannya, memperbarui yang sebelumnya tercatat sebagai warga normal menjadi disabilitas.

BACA JUGA: Walikota Gowes Susuri Kawasan Kota Lama dan Sungai Semarang, Turun Lapangan dan Serap Aspirasi

Langkah ini sekaligus menjadi acuan bagi Disdukcapil dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam memastikan hak-hak politik penyandang disabilitas dapat terakomodasi pada pemilu mendatang.

Hal ini kata Analisis Kebijakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang, Sofwan.

Ia mengungkapkan bahwa kegiatan kolektif ini merupakan yang pertama kali dilakukan dengan skala besar.

“Selama ini perekaman jemput bola memang ada, tapi biasanya hanya ke panti jompo atau sosial, paling satu atau dua orang. Kali ini baru pertama kali dilakukan secara massal,” jelasnya.

Menurutnya, setelah pengecekan database, ternyata banyak penyandang disabilitas yang datanya belum di perbarui. Selama ini, mayoritas tercatat sebagai warga normal.

Padahal, informasi tersebut sangat penting untuk basis data pemerintah, terutama untuk penyediaan layanan dan hak politik.

“Alhamdulillah, hari ini bisa kita perbarui. Ada penyandang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan lainnya. Semuanya sudah punya NIK, tapi statusnya belum terupdate,” tambahnya.

Sofwan menyebutkan, salah satu penyebab utama belum terdatanya banyak warga disabilitas adalah faktor stigma dari keluarga.

“Dari informasi yang kami terima, kebanyakan orang tua menganggap kondisi anaknya sebagai aib, sehingga tidak menyampaikan ke petugas. Akhirnya, di database masih tercatat normal,” ujarnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan