SEMARANG, beritajateng.tv – Keracunan makan bergizi gratis (MBG) kembali terulang di Jawa Tengah. Kali ini, sebanyak 110 siswa dari SMAN 2 Wonogiri, dilaporkan mengalami sakit diare, mual, dan muntah pada Jumat, 12 September 2025 lalu. Ratusan siswa itu diduga mengalami keracunan MBG.
Pada awal Agustus 2025 lalu, sebanyak 365 siswa dan guru menjadi korban keracunan MBG di Sragen, Jawa Tengah. Menanggapi itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, angkat bicara.
Saat dijumpai usai menghadiri rapat paripurna di Gedung Berlian, Kota Semarang, Senin, 15 September 2025, Sumarno menyebut pihaknya akan menurunkan Dinas Kesehatan Jawa Tengah untuk mengecek situasi di lapangan.
Tak ingin keracunan akibat MBG terulang kembali di Jawa Tengah, Sumarno menekankan pentingnya pengecekan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di tiap wilayah.
BACA JUGA: Jaga Mutu Makanan, BGN Targetkan Zero Accident Kasus Keracunan MBG
“Kalau kejadian itu kan tentu saja dari teman-teman Dinas Kesehatan kami turunkan untuk ngecek ya. Sebenarnya yang perlu adalah masalah asesmen di tempat SPPG-nya. Kalau sudah begini tentu saja harus dievaluasi, apa sih penyebabnya yang sesungguhnya terjadi,” ujarnya.
Kendati begitu, Sumarno belum dapat memastikan apakah akan ada penghentian sementara penyaluran MBG di Wonogiri. Pasalnya, pihaknya belum mendapat laporan pasti perihal keracunan tersebut.
“Sebenarnya kalau kami belum sampai ke sana ya, karena saya belum tahu laporan dari teman-teman di lapangannya seperti apa. Hal-hal seperti itu juga kami lihat kondisi di situasi di lapangan seperti apa,” sambung Sumarno.
Soal evaluasi MBG, Sumarno mengaku Pemprov fokus pembangunan SPPG
Menanggapi soal evaluasi penyaluran MBG di Jawa Tengah pascamasifnya kasus keracunan, Sumarno justru mengungkap fokus Pemprov yang tengah mendorong percepatan SPPG.
“Iya sebenernya kalau kami dari Pemprov kan tidak hanya masalah itu saja ya, karena sebenarnya kami lebih mendorong untuk percepatan SPPG yang ada di Jawa Tengah,” kata Sumarno.
Menurutnya, capaian Jawa Tengah dalam pengembangan SPPG secara nasional terbilang cukup tinggi. Namun, ia menilai angka tersebut masih belum cukup karena targetnya seluruh wilayah bisa terlayani secara merata.
BACA JUGA: Cegah Keracunan, Dapur MBG di Semarang Wajibkan Kepala Sekolah Cicipi Makanan Lebih Dulu
“Kalau secara capaian sebenarnya kita juga secara nasional sebenarnya sudah tinggi tapi bagi kami masih kecil ya untuk Jawa Tengah karena kami pengin mendorong bahwa semua itu bisa ter-cover ya,” jelasnya.
Sumarno menekankan, program MBG bukan hanya soal peningkatan gizi anak, melainkan juga berimplikasi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.