SEMARANG, beritajateng.tv – Kreativitas acap kali muncul dari persoalan. Hal ini berlaku bagi Rofidah Masany (41) dan kawan- kawan, yang tergabung dalam Komunitas Cikidul Eceng Gondok.
Pesatnya populasi eceng gondok di danau Rawapening, Kabupaten Semarang telah menjelma menjadi persoalan lingkungan yang tak kunjung terselesaikan.
Selain menutup permukaan danau, banyaknya sebaran gulma air ini juga mempercepat proses sedimentasi. Hingga fungsi danau alam ini tidak bisa optimal.
Namun di tangan Komunitas Cikidul Eceng Gondok, gulma air ini di sulap menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang eksklusif dan bernilai ekonomi.
Saat beritajateng.tv temui di UMKM Center Kabupaten Semarang, Lopait, Kecamatan Tuntang, Rofidah menuturkan, batang eceng gondok yang telah dikeringkan dibuat sebagai bahan baku kerajinan tangan.
BACA JUGA: Transisi Atlet Senior ke Junior, FORKI Kabupaten Semarang: Tak Pengaruhi Target di Porprov Jateng
Mulai gelang, gantungan kunci, keset, kotak hantaran, sandal, topi, vas bunga, keranjang bahkan juga aneka bentuk tas jinjing yang bernilai ekonomi hingga ratusan ribu rupiah.
“Dari eceng gondok ini telah kami buat bermacam- macam produk kerajinan, mulai dari harga Rp 10.000 dan termahal mencapai Rp 200.000,” jelasnya, Jumat 19 September 2025.