Jateng

Khawatir Pemasukan Berkurang, Ojol-Sopir Angkot Semarang: Sudah Minim, Ngenes Kalau Ada Bajaj

×

Khawatir Pemasukan Berkurang, Ojol-Sopir Angkot Semarang: Sudah Minim, Ngenes Kalau Ada Bajaj

Sebarkan artikel ini
Bajaj Semarang
Perwakilan driver ojol, Cak Thomas, yang menolak hadirnya bajaj Maxride di Kota Semarang saat dijumpai di Kantor DPC Organda Semarang, Minggu, 28 September 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Driver ojek online (ojol) khawatir pendapatan mereka akan menurun dengan adanya transportasi online roda tiga, bajaj, yang Maxride operasikan di Kota Semarang belakangan ini.

Terlebih, satu bajaj bisa menampung dua orang penumpang, yang mana bisa menjadi alternatif lebih murah bagi pengguna jasa mobil online.

Keluhan itu datang dari salah satu driver ojol, Cak Thomas, saat beritajateng.tv jumpai di Kantor DPC Organda Semarang, Minggu, 28 September 2025.

BACA JUGA: Organda Tolak Bajaj Maxride di Semarang: Ujug-ujug Sudah di Jalan, Nambah Macet, Rusak Estetika Kota

Cak Thomas menyoroti masalah tarif driver ojol yang belum selesai, namun harus menghadapi gebrakan bajaj sebagai moda transportasi online baru di Kota Semarang.

Pihaknya mengaku saat ini pendapatan driver ojol masih jauh dari kata layak. Ia khawatir hadirnya bajaj akan membuat pendapatan driver ojol semakin turun di Kota Semarang.

“Pada prinsipnya ojol itu menolak [Bajaj Maxride], karena masalah di internal ojol saja belum beres, kok ada ini lagi? Secara tidak langsung nanti akan menggerus pendapatan kami. Pendapatan kami sendiri saja sekarang sudah minim. Kalau ada ini lagi, saya ngenes,” tutur Thomas.

Sebut Kota Semarang sudah macet, prediksi bajaj Maxride tambah bikin semrawut

Thomas menambahkan, persoalan bukan hanya soal persaingan tarif, melainkan kondisi lalu lintas Kota Semarang yang semakin padat.

“Kan pemerintah ingin meningkatkan green transportation yang berwawasan lingkungan, apalagi dengan adanya bus listrik ya. Kalau ini ditambahi bajaj, itu akan lebih mengerikan lagi tingkat kejenuhan,” ucapnya.

Ia mencontohkan kemacetan di kawasan Kedungmundu yang setiap pagi dan sore sudah parah layaknya Jakarta. Apalagi, kata Thomas, kecepatan bajaj tak selincah moda sepeda motor.

“Kita lihat Kedungmundu, pagi dan sore hari macetnya ngeri sudah kaya Jakarta. Karena apa? Kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan itu sudah tidak memadai, apalagi kalau ditambahi ini. Bajaj sendiri jalannya tidak begitu lincah dibanding motor,” tegas Thomas.

Sopir angkot tak terima bajaj beroperasi: lebih baik Pemkot fokus ke subfeeder ramah lingkungan

Ketakutan akan bajaj juga sopir angkot di Kota Semarang rasakan. Supomo, salah satu perwakilan sopir angkot, menyebut kondisi angkot di Kota Semarang sudah lama terhimpit akibat perubahan moda transportasi.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan