Jateng

Anomali Cuaca Panas Lalu Turun Hujan di Kota Semarang, BMKG: Lumrah Saat Musim Pancaroba

×

Anomali Cuaca Panas Lalu Turun Hujan di Kota Semarang, BMKG: Lumrah Saat Musim Pancaroba

Sebarkan artikel ini
Cuaca Semarang Panas
Prakirawan BMKG Ahmad Yani, Gempita Icky Dzikrillah, saat dijumpai langsung di kantornya pada Selasa, 29 September 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Belum lama ini, warga Kota Semarang mengeluhkan cuaca yang begitu panas dan terik matahari menyengat. Namun, mereka terkejut oleh hujan yang turun kemarin sore. Suhu dingin pun turut warga Kota Semarang rasakan sejak Senin-Selasa, 29-30 September 2025.

Menanggapi anomali cuaca di Kota Semarang belakangan ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang angkat bicara.

Saat beritajateng.tv jumpai langsung di kantornya pada Selasa, 29 September 2025 sore, Prakirawan BMKG Ahmad Yani, Gempita Icky Dzikrillah, menyebut saat ini Kota Semarang tengah memasuki musim peralihan atau musim pancaroba. Icky menjelaskan, hal itulah yang menyebabkan cuaca di Kota Semarang cepat berubah.

BACA JUGA: Terungkap Penyebab Meninggalnya Calon Taruni Akpol: Heat Stroke Akibat Cuaca Panas Semarang

“Kota Semarang memang masih musim peralihan atau pancaroba, yang mana kondisi cuaca itu sangat mudah berubah-ubah ya. Artinya sangat dinamis; yang tadinya mungkin dia terasa sangat panas sekali, kemudian sorenya bisa terjadi hujan,” terang Icky.

Justru, kata Icky, kondisi siang yang panas dan terik selama pancaroba bisa memicu turunnya hujan pada sore atau malam hari.

“Hal itu memang lumrah terjadi pada musim peralihan ini terutama saat siang. Saat ada pemanasan itu kan akan ada potensi penguapan. Nah, potensi penguapan itu akan membentuk awan pembawa hujan, sehingga setelahnya bisa berpotensi terjadi hujan. Kurang lebih seperti itu di wilayah Semarang,” sambung Icky.

Hujan di musim pancaroba bisa beserta angin, panas tertinggi sepekan ini sentuh 34 derajat celcius

Icky menambahkan, hujan yang terjadi pada musim pancaroba berpotensi beserta angin kencang, terutama bila terbentuk dari awan konvektif akibat pemanasan sinar matahari di siang hari.

“Biasanya kalau misalnya angin kencang sendiri itu memang ada potensi ya, terutama ketika hujannya berasal dari penguapan atau penyinaran matahari pada siang hari. Itu kalau kita menyebutnya sebagai konvektif,” jelasnya.

Menurutnya, embusan angin yang menyertai hujan bisa berbeda-beda intensitasnya, tergantung dari ukuran awan pembawa hujan yang terbentuk.

“Jadi ketika ada awan-awan hujan maka kondisi sekitarnya juga akan diikuti dengan adanya hembusan angin. Nah, hembusan anginnya sendiri untuk intensitasnya bisa juga dari seberapa besar awan pembawa hujan tersebut,” lanjut Icky.

BACA JUGA: Antisipasi Cuaca Ekstrem, Daop 4 Semarang Mitigasi Potensi Gangguan Perjalanan Kereta Api

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan