SEMARANG, beritajateng.tv – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 100 persen atas impor produk China mulai 1 November.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), justru melihat itu sebagai sebuah peluang.
Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menyebut ancaman pemberlakuan tarif 100 persen oleh AS terhadap China itu membuka peluang bagi investor untuk mengalihkan investasinya ke Indonesia, utamanya ke Jawa Tengah.
BACA JUGA: Kebijakan Tarif Trump, Peluang Ekspor Industri Furniture Jawa Tengah Masih Terbuka
Sakina menilai, kondisi tersebut berpotensi meningkatkan nilai penanaman modal asing (PMA) di provinsi tersebut.
“Ketika China diterapkan tarif 100 persen, imbasnya nanti akan banyak investor ke Indonesia, karena ekspornya akan bergeser dari Indonesia. Jadi poin pentingnya adalah ini peluang investasi untuk Jawa Tengah,” ujar Sakina saat beritajateng.tv jumpai di Kantor DPMPTSP Jawa Tengah, Selasa, 21 Oktober 2025.
Produk China kena tarif Trump tinggi, relokasi industri alas kaki berpotensi jadi peluang besar bagi Jateng
Sakina mengungkapkan, peluang relokasi investasi mulai terbuka sejak penerapan tarif bertahap oleh AS terhadap produk asal China dalam beberapa tahun terakhir.
“Ketika pertama kali Trump menerapkan 32 persen, kemudian turun 19, kemudian turun ke 10 persen, dan kini kembali naik ke 100 persen, tentu dampaknya besar bagi industri manufaktur China,” jelasnya.
Menurutnya, investor yang semula memproduksi di China kini mulai mencari alternatif lokasi dengan biaya kompetitif dan akses ekspor yang stabil. Ia menuturkan, Jawa Tengah menjadi salah satu tujuan utama, khususnya untuk sektor padat karya seperti industri alas kaki.
BACA JUGA: Imbas Tarif Trump, Bea Cukai Siap Awasi Gerak Barang Impor di Jateng-DIY
“Kami hari Jumat kemarin bertemu dengan Asosiasi Pengusaha Persepatuan Indonesia. Mereka menyebutkan, kenaikan tarif ini akan mendorong banyak relokasi produksi ke Indonesia, termasuk ke Jawa Tengah,” kata Sakina.
Ia menyebutkan, sebagian besar merek sepatu internasional sudah memiliki basis produksi di Jawa Tengah, dan potensi ekspansi masih sangat terbuka.