SEMARANG, beritajateng.tv – Pasca tragedi hanyutnya enam mahasiswa KKN UIN Walisongo di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, pihak kampus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan KKN di lokasi terdampak.
Mahasiswa yang tersisa di posko Desa Getas akan mendapatkan pendampingan psikologis (healing) sebelum kembali melanjutkan kegiatan.
“Untuk posko di Getas, kegiatan sementara difokuskan pada pemulihan psikologis. Setelah itu baru dilanjutkan. Kami juga mengingatkan semua peserta KKN agar berhati-hati dan mematuhi aturan yang ada,” ujar Ahmad Fauzin Kepala Biro AUPK UIN Walisongo saat beritajateng.tv temui di kampus pada Rabu, 5 November 2025.
Program KKN UIN Walisongo sendiri berlangsung selama 40 hari, dan saat ini sudah memasuki pertengahan masa pelaksanaan. Fauzin menyebut, total ada 14 desa di Kecamatan Singorojo yang menjadi lokasi pengabdian, dengan sekitar 15 mahasiswa di tiap desa.
Selain doa bersama, aksi solidaritas juga para mahasiswa di kampus UIN Walisongo gelar. Mereka akan menyalakan lilin dan memanjatkan doa bagi teman-temannya yang gugur saat mengabdi di tengah masyarakat.
“Kami berharap semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan satu korban lagi segera ditemukan,” tutup Fauzin penuh haru.
BACA JUGA: Gelar Sholat Ghaib, UIN Walisongo Berharap Sisa 1 Mahasiswa KKN Korban Hanyut Segera Ketemu
Sebelumnya, Kepala Pengabdian kepada Masyarakat UIN Walisongo, Moh. Masrur, mengungkapkan ada 15 mahasiwa yang mengikuti kegiatan tubing.
Enam mahasiswa hanyut, lima di antaranya telah di temukan dalam kondisi meninggal dunia. Tersisa satu mahasiswa yang belum ditemukan.
Untuk sembilan mahasiswa yang selamat, pihak kampus bersama tenaga medis memberikan pendampingan psikologis dan perawatan luka ringan. Sebagian di antaranya mengalami trauma.
“Ada yang lecet, ada yang trauma. Sudah kami tangani di puskesmas, nanti kalau sudah tenang akan kami tarik untuk pemulihan,” ujarnya pada Selasa, 4 November 2025 malam.













