SEMARANG, beritajateng.tv – Suasana haru menyelimuti kawasan Landmark UIN Walisongo Semarang pada Rabu, 5 November 2025 malam.
Ratusan mahasiswa menundukkan kepala, menyalakan lilin, dan melantunkan doa dalam aksi solidaritas untuk mengenang rekan-rekan mereka yang menjadi korban musibah hanyut saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.
Mereka memenuhi Landmark kampus dengan membentuk lingkaran doa di bawah temaram cahaya lilin. Tangisan dan isak pelan terdengar ketika satu per satu mahasiswa mengucapkan sepatah dua kata mengenang para korban.
“Pukul 19.00 WIB kami melaksanakan salat ghaib berjamaah di Landmark UIN Walisongo,” ujar Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo, Muhammad Mu’tasim Billah, beritajateng.tv temui seusai kegiatan.
“Habis itu kami sambung dengan silent memories, tabur bunga, dan menyalakan lilin untuk kawan-kawan kami yang mengalami insiden di Desa Getas saat KKN,” lanjutnya.
BACA JUGA: Pasca Tragedi Hanyut, UIN Walisongo Evaluasi KKN dan Fokus Pendampingan Psikologis Korban
Menurut Mu’tasim, kegiatan malam itu terdiri dari tiga rangkaian utama yakni, salat ghaib berjamaah, doa bersama, dan tabur bunga beserta nyala lilin sebagai bentuk penghormatan dan solidaritas mahasiswa terhadap para korban.
“Pertama kami kaget sekali waktu dengar berita itu. Awalnya kami kira hanya kabar yang tidak benar, tapi ternyata memang insiden nyata. Melihat kondisi cuaca ekstrem di Salatiga dan sekitarnya, kami sadar bahwa teman-teman di lapangan menghadapi situasi berat,” ungkapnya dengan nada lirih.
Aksi solidaritas itu juga merupakan bentuk kepedulian bersama yang DEMA UIN Walisongo gerakkan. Mu’tasim menuturkan, kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari pimpinan kampus.
“Pak Rektor menyampaikan salam untuk seluruh mahasiswa dan kawan-kawan pers. Beliau tidak bisa hadir karena sedang melayat ke Jepara. Begitu juga para wakil rektor yang turut melayat ke Pemalang,” jelasnya.
Di tengah suasana duka, doa khusus dipanjatkan untuk Nabila, salah satu mahasiswa yang hingga kini belum ditemukan.
“Harapan kami, Mbak Nabila segera di temukan bagaimanapun keadaannya. Yang terpenting, kami bisa mendengar kabar tentangnya,” tutur Mu’tasim.













