SEMARANG, beritajateng.tv – Ratusan mahasiswa ekonomi dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia berkumpul dalam Kongres II Forum Mahasiswa Ekonomi Indonesia (FMEI) 2025, sebuah forum nasional yang menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi terhadap kebijakan dan arah perekonomian nasional.
Forum yang diikuti sekitar 100 mahasiswa delegasi dari 19 kampus anggota FMEI, membahas isu strategis seputar investasi nasional dan regional.
Melalui kajian, diskusi, dan rekomendasi kebijakan, FMEI berkomitmen menghadirkan gagasan konkret yang dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam memperkuat iklim investasi di Indonesia.
BACA JUGA: Dongkrak Ekonomi Lokal, Mahasiswa Ilmu Komunikasi USM Bantu Kembangkan Desa Wisata Nongkosawit
Presidium Nasional FMEI, Rafi Ridha Tockary dari Universitas Diponegoro (Undip) mengatakan, hingga kini FMEI telah menghimpun 19 anggota dari kampus-kampus ekonomi ternama yang memiliki kontribusi strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia.
Bahas Harmonisasi Investasi Nasional dan Daerah
Presidium Nasional Bidang Kajian dan Aksi Strategis, Muhammad Amirul Ihsan dari Universitas Airlangga, menjelaskan bahwa Kongres II FMEI tahun ini mengangkat tema investasi, dengan fokus khusus pada sinkronisasi antara potensi investasi nasional dan regional.
“Di kongres pertama kami bahas investasi secara nasional. Tahun ini kami membahas investasi dari sisi regional, karena kami percaya kesuksesan investasi nasional yang terdukung oleh harmonisasi potensi investasi daerah,” tutur Amirul.
Ia menegaskan bahwa tujuan utama pembahasan ini adalah merumuskan analisis komprehensif dan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah agar investasi di Indonesia dapat berjalan secara inklusif dan merata di seluruh wilayah.
“Setiap daerah punya potensi dan tantangan berbeda. Kami ingin mendokumentasikan itu semua agar bisa menjadi bahan rekomendasi yang konstruktif. Harapannya, kebijakan nasional soal investasi dapat selaras dengan potensi di tingkat daerah,” lanjutnya.
FMEI berupaya menjadi jembatan antara kalangan akademisi muda dan pembuat kebijakan. Melalui policy brief dan policy paper, mereka ingin menyuarakan kegelisahan publik dan memberikan alternatif solusi terhadap masalah ekonomi yang masyarakat hadapi.







