BLORA, beritajateng.tv – Ratusan tahun pepohonan jati berdiri kokoh di kawasan Goa Terawang Ecopark, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora. Namun, pada Sabtu, 8 November 2025 siang, suasana hening di tempat wisata alam eksotis itu mendadak bergemuruh.
Ribuan penari dari berbagai kalangan larut dalam alunan gamelan tradisional, menari serempak dalam Blora Culture Festival (BCF) 2025, yang merupakan pagelaran budaya terbesar di Blora tahun ini.
BCF 2025 menjadi ajang kolosal yang menghadirkan lebih dari seribu penari tayub, mulai dari pelajar TK hingga SMA, juga perwakilan dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Blora.
BACA JUGA: Sedekah Bumi Warga Blora dengan Menggelar Beksan Tayub
Mereka tampil kompak menarikan Tayub, tarian khas Jawa yang dahulu menjadi bagian penting dari tradisi sedekah bumi dan hajatan masyarakat pedesaan.
Jika pada BCF 2024 panggung megah tergelar di Lapangan Kridosono Blora, tahun ini pemerintah memilih lokasi yang jauh lebih unik yakni destinasi wisata alam Goa Terawang Ecopark.
Dengan pepohonan jati tua di sekeliling serta cahaya matahari yang menembus sela dedaunan, area ini tersulap menjadi arena pertunjukan budaya yang memukau.
Tayub bangkit lagi di Goa Terawang
Deru gamelan manual para niyaga berpadu dengan hentakan kaki para penari, menciptakan harmoni khas Jawa yang menggugah.
Setiap gerakan tangan dan ayunan selendang menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur, sekaligus pernyataan bahwa tayub belum mati.












