SEMARANG, beritajateng.tv – Pondok Pesantren At-Tauhid menjadi satu-satunya Pondok Pesantren yang menerima santri rehabilitasi narkoba dan obat-obatan terlarang di Kota Semarang. Bahkan, Ponpes ini menggunakan terapi psikoreligius untuk membantu santri rehabilitasi.
Alih-alih menggunakan pengobatan medis, Pondok At-Tauhid ini menggunakan metode terapi psikoreligius dalam mengobati santrinya.
“Jadi kita di sini menggunakan terapi psikoreligius, sebuah gabungan pendekatan sosial dengan pendekatan spiritual,” ungkap Ketua Pendidikan Pesantren At-Tauhid, Singgih Pradipta Cahya Nugraha, Minggu (02/03/2023).
Ia menegaskan, penyembuhan psikoreligius itu murni tanpa adanya pendekatan medis, seperti pemberian obat berbahan kimia. Uniknya, ramuan herbal seperti air kelapa, telor ayam kampung, dan susu ini merupakan racikan sendiri menjadi pilihannya untuk mengobati santri yang sedang sakau.
Tidak hanya satu, tahapan terapi psikoreligius ini terdiri dari 5 (lima) proses pengobatan. Pertama, santri mendapat edukasi terkait bahaya dari narkoba. Tahapan edukasi ini bertujuan untuk merubah mindset santri, sehingga mereka tergerak untuk menjauhi narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.
Tahapan selanjutnya yakni proses detoksifikasi. Santri rehabilitasi mendapat arahan untuk melakukan terapi mandi malam dan elektromagnetik sebagai proses pengeluaran zat-zat berbahaya dalam tubuhnya.
Dari sisi religius atau keagamaan, pengajian rutin dan terapi hikmah untuk mengobati santri.
“Kami juga melakukan pengajian secara spiritual dan terapi hikmah. Lewat terapi hikmah, kami mengaragkan santri untuk menjalani kegiatan dan mencaari hikmah dari setiap kegiatan yang mereka jalani,” ujarnya.
Proses terapi psikoreligius ini tentunya bersamaan dengan media berupa air doa, ia menyebutnya dengan air seribu rasa.
“Sewaktu terapi hikmah, anak-anak dibantu dengan air seribu rasa, air doa,” tambahnya.
Terapi Psikoreligius, Pengobatan Tradisional Ala Ponpes At-Tauhid
Berpegang teguh pada komitmennya untuk sembuhkan santri dari narkoba dan obat-obatan terlarang, Ponpes At-Tauhid ini pernah menjemput santri hingga ke Samarinda, Kalimantan Timur.
Sahid menuturkan, keluarga santri tersebut mengetahui informasi Ponpes At-Tauhid melalui media sosial.