SEMARANG, beritajateng.tv – Sejumlah pihak mengakui, geliat sastra di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, masih minim. Tak terkecuali oleh Dewan Kesenian Semarang (Dekase), yang kemudian terdorong untuk mengadakan “Ngobras (Ngobrol Asyik Sastra Semarang)”, di Taman Budaya Raden Saleh Semarang (TBRS), beberapa waktu yang lalu.
Menghadirkan Yosep Bambang Margono, seorang akademisi sekaligus penulis asal Semarang, Dekase ingin mengajak penikmat sastra di Kota Semarang untuk dapat lebih dekat dengan dunia sastra. Tema yang diambil pun tak jauh-jauh dari dunia sastra, yaitu “Meretas Kendala Berkarya”.
Komite Sastra Dewan Kesenian Semarang (Dekase), Imaniar Yordan Christy menyebut, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong munculnya penulis-penulis muda di Semarang. Selain itu, melalui acara ini pihaknya juga berharap para komunitas sastra maupun penulis independen dapat bersinergi bersama.
“Akhirnya bisa saling terkoneksi, jadi tidak lagi eksklusif. Tapi keinginan saya, yuk komunitas-komunitas ini ada ruang untuk saling bertemu, agar ke depannya akan lebih banyak ruang diskusi. Sehingga bisa tertampung apa yang dikeluhkan dan diinginkan komunitas sastra supaya lebih berkembang dan solid,” ucapnya seusai menjadi moderator Ngobras.
BACA JUGA: Kegiatan Unik Komunitas Bookclub Semarang, Baca Buku Bareng hingga Ratusan Orang
Dunia sastra di Kota Semarang mati suri
Ia tak memungkiri bahwa dunia sastra di Kota Semarang seolah sedang memasuki fase mati suri. Padahal, beberapa nama sastrawan hebat lahir di Kota Semarang. Sebut saja Handry TM yang belum lama ini meninggal dunia.
Oleh karena itu, melalui kegiatan diskusi sastra seperti ini, pihaknya ingin kembali menghidupkan iklim sastra di Kota Atlas. Terutama, mendorong generasi muda untuk berani berkarya.