JAKARTA, beritajateng.tv – Badan Pusat Statistik mencatat 26,36 juta penduduk Indonesia masih tergolong miskin pada September 2022, meningkat 0,20 juta orang daripada bulan Maret 2022.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu penyebab bertambahnya penduduk miskin, dengan garis kemiskinan (GK) naik menjadi Rp535.547 per kapita per bulan.
Selain harga BBM, pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor padat karya juga ikut meningkatkan jumlah masyarakat miskin, khususnya di industri tekstil, alas kaki, dan teknologi.
BACA JUGA: Polemik Angka Kemiskinan, Faktanya Jumlah Penduduk Miskin Jateng Masih Tinggi, Capai 3,934 Juta Jiwa
Pada 2022, perekonomian Indonesia berhadapan dengan berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi Covid-19 dan inflasi oleh kenaikan harga komoditas global akibat perang di Ukraina.
Namun, persentase dan jumlah penduduk miskin pada September 2022 telah menurun ketimbang pada masa pandemi Covid-19.
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan subsidi dan kompensasi energi menjadi faktor utama yang menahan laju kenaikan angka kemiskinan di September 2022.
Presiden keluarkan instruksi percepatan penghapusan kemiskinan
Presiden Jokowi menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem untuk menekan angka kemiskinan hingga 0 persen pada 2030. Hal itu sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.
Pengentasan kemiskinan ekstrem berlanjut dengan target mencapai 0 persen pada 2024. Data masyarakat miskin yang terintegrasi antara kementerian dan lembaga harapannya membantu kebijakan pemerintah lebih tepat sasaran.