SEMARANG, 31/3 (beritajateng.tv) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Adhi Wiriana membantah pemberitaan yang menyebutkan Jawa Tengah sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa. Faktanya, jumlah penduduk miskin di Jateng masih cukup tinggi. Per September 2021, masih ada 3,934 juta penduduk miskin di Provinsi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo ini.
Jumlah tersebut mencapai 11,25 persen dari total penduduk Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengakui, jumlah penduduk miskin di Jateng pada bulan September 2021 berjumlah 3,934 juta orang atau 11,25 persen. Jumlah itu hanya berkurang sejumlah 185,92 ribu orang atau 0,59 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Lebih rendah dari bulan September 2020 berjumlah 4,119 juta orang atau 11,84 persen,” kata Ganjar saat rapat paripurna penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) tahun 2021, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Berlian DPRD Jateng, Selasa (29/3/2022). Dia mengklaim hal tersebut menunjukkan keberhasilan upaya Pemprov Jateng dalam pengentasan kemiskinan dimasa pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Jateng disebut sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa pada 2021 jika dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita. Berdasarkan data BPS, PDRB per kapita atau rata-rata pendapatan penduduk di Jateng pada 2021 hanya sebesar Rp 38,67 juta per tahun. Dikutip dari katadata.co.id, angka tersebut merupakan yang terendah di Pulau Jawa, serta jauh di bawah rata-rata pendapatan per kapita nasional yang mencapai Rp 62,24 juta per tahun. PDRB per kapita di kelima provinsi Pulau Jawa berada di bawah rata-rata pendapatan penduduk Indonesia.
Sementara rerata pendapatan penduduk DKI Jakarta mencapai Rp274,71 juta per tahun. Angka tersebut merupakan yang terbesar se Pulau Jawa dan menjadi yang tertinggi di skala nasional.
Tagar “Ganjar Pencitraan” pun menjadi trending topic di twitter. Banyak netizen menganggap Ganjar tak bekerja maksimal selama 8 tahun memimpin Jateng dan hanya cenderung pencitraan semata.