SEMARANG, beritajateng.tv – Konflik pada Pemilu 2019 akan terus membekas kendati beberapa bulan lagi pesta demokrasi bakal kembali terlaksana. Berbagai isu sempat menjadi topik perdebatan antar Calon Presiden (Capres) pada Pemilu sebelumnya, namun tak banyak isu lingkungan yang terbahas.
Profesor Studi Antropologi Politik, University of Amsterdam, Ward Berenschot menyinggung hal tersebut. Kepada beritajateng.tv, Ward menyampaikan pandangannya terhadap hangatnya politik saat ini dan relevansinya dengan isu lingkungan yang tak kunjung mereda.
Melangsungkan penelitian sejak tahun 2009 di Indonesia, ia menyebut isu kelapa sawit sangat berpengaruh pada kemakmuran banyak orang. Namun, ia merasa belum ada Capres yang menaruh perhatian lebih pada hal tersebut.
“Saya ingat dengan Pilpres 2019 tentang debat publik, petani, dan kepentingan lahan. Calon di Pilpres yang sekarang punya kubu yang sama, kepentingan yang sama, dan dalam perusahaan yang sama. Itu juga kepentingan yang banyak orang memiliki perusahaan sawit duduk di Kementerian itu,“ paparnya saat beritajateng.tv temui di Ruang Senat Fisip Undip, Selasa, 25 Juli 2023.
Meluncurkan buku bertajuk ‘Kehampaan Hak, Masyarakat vs Perusahaan Sawit di Indonesia’ bukan hanya sekadar minat penelitian baginya. Sebab, berkaitan erat dengan politik, dirinya ingin siapa pun kandidat Capres pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang supaya gencar membahas konflik perkebunan sawit.
“Harapan dengan buku ini adalah juga nanti kalau ada kampanye Pilpres, saya berharap calon akan membahas tentang konflik lahan di situ. Itu berdampak sama ratusan sampai ribuan warga Indonesia. Itu relevan dengan kemakmuran banyak orang,” bebernya.
Risaukan hubungan Pemerintah–Pengusaha akan rugikan masyarakat
Relasi kuasa sangat mungkin terjadi antara Pemerintah dan pengusaha kelapa sawit. Ward pun membenarkan hal tersebut.
Pihaknya selalu mewanti-wanti jangan sampai kedekatan pemimpin mendatang dengan pengusaha kembali berimbas kepada warga.