SEMARANG, beritajateng.tv – Dalam upaya mempertahankan dan merawat cerita sejarah yang tertanam dalam naskah-naskah kuno, peran akademisi peneliti menjadi kunci dalam mengungkap dan mencerahkan makna serta tujuan dari naskah berharga ini.
Salah satu akademisi yang telah bekerja dalam usaha ini adalah Siti Maziyah, Dosen Departemen Sejarah Falkultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Ketika tim Beritajateng.tv temui usai menjadi pembicara dalam Seminar Silsilah Daerah di Semarang, Maziyah menyebut peran akademisi sangat penting dalam menjaga kesinambungan cerita sejarah melalui penelitian naskah kuno.
Menurutnya, penelitian terstuktur dari para akademisi dapat mengungkap isi sebenarnya dari manuskrip-manuskrip dan memahami tujuan di balik pembuatannya.
“Dari satu manuskrip ada kisahnya, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Kemudian selain mengetahui isi, kami sebagai peneliti harus bisa mensosialisasikan kepada masyarakat minimal dalam bentuk artikel, bisa juga dalam bentuk buku. Itu adalah salah satu cara untuk memelihara manuskrip,” jelasnya kepada beritajateng.tv, Selasa 15 Agustus 2023.
Melalui sosialisasi penerbitan artikel maupun buku, Maziyah yakin naskah manuskrip kuno dapat terjaga keberlanjutannya.
Apalagi, peran besar akademisi atau peneliti antara lain untuk mengkomunikasin isi manuskrip kuno yang tak jarang menggunakan bahasa Aksara Jawa.
“Karena tulisan aksara pada masa lalu, ada Aksara Jawa Kuno, Aksara Jawa Pertengahan Baru, ada Aksara Budo, tidak semua orang saat ini bisa menguasai, sehingga kita memerlukan para ahli yang bisa membaca dan mengkaji,” lanjutnya.
Naskah Kuno Seringkali Dipandang Keramat
Sementara itu, Maziyah juga menggarisbawahi tantangan yang sering ia hadapi dalam meliti manuskrip kuno.