SEMARANG, beritajateng.tv – Tak sedikit orang yang mempertanyakan kinerja Ganjar memegang wilayah nasional jika berhasil terpilih menjadi Presiden RI pada Pilpres 2024 mendatang.
Pasalnya, ia masih banyak mewariskan permasalahan di provinsi yang ia pimpin selama 10 tahun lamanya. Pengamat politik sekaligus dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman pun mengakui pengentasan kemiskinan menjadi indikator penting yang patut jadi pertimbangan.
“Persoalan di Jawa Tengah yang menjadi indikator penting di tingkat nasional, dalam konteks Pilpres Ganjar itu pengentasan kemiskinan, ini kan penting ya,” ujar Wahid saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Senin, 4 September 2023.
Wahid mengaku, terutama soal kemiskinan menjadi persoalan pelik sekaligus indikator keberhasilan pemerintah daerah. Apa yang Ganjar kerjakan saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, baginya, akan tercermin pula jika ia menduduki kursi RI 1.
“Indikator keberhasilan pemerintahan daerah adalah pengentasan atau pengurangan kemiskinan, dan itu dampaknya juga nanti akan sama di tingkat nasional. Meskipun skalanya lebih luas, di sini kemudian kita bisa melihat 10 tahun kepemimpinan Pak Ganjar ini. Sampai sekarang indikator itu belum bisa 100 persen tercapai,” sambungnya.
Tugas Ganjar belum tuntas di skala pemerintah provinsi
Oleh sebab itu, dalam pandangannya, perlu kemampuan yang cakap untuk memimpin skala nasional. Ini menjadi hal yang patut dipertimbangkan, sebab bagi Wahid, Ganjar belum menuntaskan tugasnya secara sempurna di skala pemerintah provinsi.
“Makanya kemudian di level nasional yang cakupannya lebih besar, tentu tantangannya lebih besar, kesulitannya lebih besar. Ternyata di kelas yang sebelumnya Pak Ganjar belum 100 persen berhasil,” terangnya.
Meskipun telah melakukan upaya pengurangan kemiskinan, namun apa daya terobosan itu menurut Wahid belum mencapai target. Ia menyinggung Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang belum terselesaikan.