SEMARANG, beritajateng.tv – Marwah perguruan tinggi sebagai tempat lahirnya pejuang demokrasi kian tergerus dengan semakin dekatnya pejabat kampus dengan lingkungan penguasa. Hal tersebut Eko Prasetyo katakan dalam diskusi bertajuk “Posisi Gerakan Mahasiswa dalam Agenda Melawan Oligarki”, di UIN Walisongo Semarang, Kamis 21 September 2023.
Eko Prasetyo yang juga Founder Social Movement Institute itu menyatakan bahwa kampus seharusnya menjaga jarak dengan kekuasaan politik. Ia menekankan bahwa kampus seharusnya tidak menjadi alat penyalur kekuasaan, melainkan berperan dalam menciptakan karakter anak muda yang memiliki integritas tinggi.
Ia juga turut menyampaikan tentang penyempitan ruang kebebasan di kampus. Ia menilai bahwa fenomena ini sangat mengkhawatirkan dan perlu segera ada solusi agar perguruan tinggi bisa kembali menjadi tempat yang subur bagi perkembangan pemikiran dan gerakan demokrasi.
“Bagi saya, kampus harus mengambil jarak dengan kekuasaan, karena mandat perguruan tinggi adalah untuk menciptakan karakter anak-anak muda yang punya integritas. Tidak mungkin anak muda punya integritas kalau di kampus hanya diajarkan ketundukan dan kepatuhan,” kata Eko.
Selain itu, Eko turut menggarisbawahi pentingnya peran universitas sebagai pusat produksi pengetahuan. Ia menilai bahwa tugas utama kampus adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai isu kemanusiaan.
BACA JUGA:Maring Institute Gelar Pameran bertajuk ‘PLEIDOI’, Angkat Isu Perjuangan HAM
Bukannya malah menciptakan masalah yang mencoreng intelektual civitas akademik.
“Jangan sampai kampus jadi tempat penciptaan masalah. Misalnya ada kasus rektor korupsi atau rektor plagiasi dan jiplak karya, itu tradisi buruk dalam sebuah perguruan tinggi,” tegasnya.