Nasional

Sinergis Danone-AQUA dan Pusur Institute untuk Pelestarian Ekosistem Sungai Pusur

×

Sinergis Danone-AQUA dan Pusur Institute untuk Pelestarian Ekosistem Sungai Pusur

Sebarkan artikel ini
Danone-AQUA
Pengelolaan irigasi oleh masyarakat dan stakeholder dalam rangka pelestarian lingkungan dan konservasi sumber daya air sinergi Danone-AQUA dan Pusur Institute di kawasan tengah DAS Pusur.

SOLO, beritajateng.tv – Langkah Danone-AQUA menjaga keberlanjutan sumber daya air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur semakin kuat melalui kemitraan Pusur Institute.

Forum multisektor ini, yang melibatkan pemerintah, LSM, perguruan tinggi, pengusaha, BUMD, kelompok petani, relawan, dan tokoh masyarakat. Berkomitmen untuk melestarikan lingkungan sepanjang Sungai Pusur.

Selain menjadi langkah preventif terhadap bencana alam seperti banjir, longsor, dan kekeringan. Upaya konservasi ini juga menunjukkan keberpihakan pada kebutuhan air di wilayah sekitar.

Sungai Pusur, anak sungai Bengawan Solo. Mengalir dari Desa Sruni Musuk hingga Desa Serenan Kecamatan Juwiring, Klaten, dengan total panjang mencapai 36,8 km.

Konservasi meresap ke berbagai tingkatan di sepanjang aliran Sungai Pusur, termasuk hulu, tengah, dan hilir.

Langkah konkret melibatkan penanaman lebih dari 141.000 pohon di Desa Sumbung. Serta budidaya kopi Merapi Lestari, dan penanaman tanaman keras di Desa Sangup dan Desa Mriyan.

Tanaman kopi bukan hanya mendukung konservasi, tetapi juga memberikan kontribusi positif pada perekonomian lokal.

Kepala Desa Mriyan, Suwandi, mengakui adanya dilema terkait penggunaan lahan untuk tanaman kopi. Namun menyatakan bahwa masyarakat telah merasakan manfaatnya dalam mengurangi bencana alam, terutama tanah longsor.

“Sebenarnya masyarakat sedikit menghadapi dilema karena tanaman kopi, meskipun memiliki nilai ekonomi tinggi. Tapi akhirnya menggerus sebagian lahan yang biasa ditanami sayuran. Jadi yang bisa dilakukan dari konservasi ini adalah menanam kopi di tepi-tepi ladang atau tanaman kopi sebagai pembatas lahan,” kata Kepala Desa Mriyan, Suwandi.

Selain tanaman kopi lanjutnya, upaya konservasi mencakup pengembangan bisnis teh lokal, tanaman herbal seperti jahe merah dan jahe putih. Serta pengenalan tanaman indigofera yang bermanfaat sebagai pakan ternak sekaligus mencegah erosi tanah.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Respon (1)

Tinggalkan Balasan