Scroll Untuk Baca Artikel
Politik

Mbak Ita Enggan Maju di Pilwakot 2024, Pengamat Politik: Peluangnya Jadi Setara untuk Figur Lain

×

Mbak Ita Enggan Maju di Pilwakot 2024, Pengamat Politik: Peluangnya Jadi Setara untuk Figur Lain

Sebarkan artikel ini
Tak Membuang Sampah Sungai
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menanggapi persoalan banjir dan mengimbau masyarakat untuk tak membuang sampah di Sungai. (Ellya/beritajateng.tv) 

SEMARANG, beritajateng.tv – Pernyataan Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu atau Mbak Ita yang tegaskan dirinya tak akan maju dalam bursa Pilwakot 2024 menuai kontroversi.

Kendati masih akan berlangsung 9 (sembilan) bulan atau November 2024 mendatang, tentu kemunduran Mbak Ita tersebut memantik pertanyaan publik.

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Wahid Abdulrahman merespons turut pernyataan Mbak Ita tersebut. Dalam penilaiannya, kinerja Mbak Ita tergolong baik. Utamanya revitalisasi Kota Lama Semarang yang ia lakukan bersama dengan Wali Kota sebelumnya, Hendrar Prihadi.

“Bagi warga Semarang ini menjadi hal yang menarik, karena Bu Ita sudah punya rekam jejak yang bagus, membawa Kota Semarang ini kepada prestasinya saja. Seperti pengembangan Kota Lama yang sekarang jadi bagus sekali,” ujar Wahid, Sabtu 24 Februari 2024.

BACA JUGA: Raffi Ahmad Bakal Bangun Usaha di Semarang, Salut Mbak Ita Mampu Rangkul Investor

Munculnya nama-nama baru pengganti Mbak Ita

Nihilnya petahana yang akan berkontestasi dalam Pilwakot 2024, kata Wahid, akan menimbulkan suasana baru dalam elektoral. Salah satunya ialah nama-nama pengganti Mbak Ita akan mendapatkan peluang yang sama dalam Pilwakot 2024.

“Secara politik eletroral itu membuka peluang. Meskipun belum ada muncul nama nama, yang jelas itu betul jika Bu Ita mundur, artinya semua kandidat punya peluang yang sama,” jelas Wahid.

Sebab, sejauh ini baru nama Mbak Ita saja yang populer di kalangan masyarakat Kota Semarang. Terlebih, Mbak Ita merupakan Wali Kota yang maju dari PDI Perjuangan.

“Di kalangan warga Kota Semarang, Bu Ita paling populer, elektabilitas Bu Ita tertinggi karena sudah melekat di benak warga. Otomatis mundurnya beliau itu membuka peluang bagi semua figur untuk maju ke pusat, Wali Kota khususnya,” papar Wahid.

Tak hanya itu, penegasan Mbak Ita yang enggan berlaga kembali dalam Pilwakot, menurut Wahid, menjadi PR bagi PDI Perjuangan sebagai partai pengusungnya.

“Kita yakin PDIP itu partai yang punya basis pengkaderan cukup baik, tetapi kalau melihat figur dari PDIP, ada Pak Pilus dan beberapa kader yang lain,” jelasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan