SEMARANG, beritajateng.tv – Libur panjang Lebaran telah usai. Sekembalinya dari mudik, sebagian besar karyawan atau pegawai akan kembali masuk kerja dan beraktivitas seperti biasa di kota masing-masing pada Selasa, 16 April 2024 besok.
Tak sedikit karyawan yang merasa malas masuk kerja setelah mudik dan libur usai. Banyak yang mengaku terhalang rasa kantuk, penat, hingga bosan.
Padahal, mudik seharusnya bisa menjadi penyemangat baru dalam bekerja. Seperti yang dikatakan oleh Sukarjo Waluyo, Ketua Departemen Susastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Ia menilai, kini aktivitas mudik memiliki energi semacam tetirah, istilah khas orang Jawa. Tetirah sendiri merupakan sebuah konsep kearifan lokal pencermin identitas budaya masyarakat Jawa.
Artinya, orang Jawa yang bekerja dan hidup di kota tetap memiliki hubungan dengan desa asal mereka. Begitu pula bagi orang kota. Meski mereka tidak bisa pulang setiap waktu.
BACA JUGA: Berikut Rekomendasi Menu Sahur Simpel dan Sehat, Cocok Buat Anak Kos yang Lagi di Perantauan
“Bagi orang kota, mudik Idul Fitri juga sering dijadikan saat untuk tetirah singkat dan momentum ‘kembali ke titik nol’,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Senin, 15 April 2024..
Kemudian, kata Sukarjo, mudik juga bisa dimaknai sebagai penyeimbang para perantau atas kehidupan bekerja di kota. Sebab, manusia kota cenderung sibuk dan berfokus terhadap pekerjaan-pekerjaan mereka.
“Industrialisasi, materialisme, hedonisme, dan konsumerisme pada saat yang sama telah memupuk watak individualisme,” singgungnya.
Sukarjo menyebut, hal-hal tersebut menyebabkan orang kota cenderung tidak kuat secara kejiwaan, yang kemudian menjadikan kegiatan bernuansa spiritual dan rohaniah menjadi hal yang sangat istimewa.