SEMARANG, beritajateng.tv – Perhelatan Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumut atau PON 2024 telah usai pada Jumat, 21 September 2024 lalu. Jawa Tengah berhasil menempati peringkat 5 dengan raihan 71 medali emas, 74 perak, dan 115 perunggu.
Sepekan berlalu, ajang olahraga terbesar se-Indonesia itu menyisakan berbagai evaluasi dan catatan khusus. Tahun ini, untuk pertama kalinya dua provinsi tetangga menjadi tuan rumah PON.
Prestasi Jateng di PON kali ini sebenarnya terasa istimewa. Sebab, torehan medali yang terkumpul menjadi perolehan terbanyak dalam 20 tahun terakhir.
Kendati demikian, target kembali bercokol di peringkat 4 besar gagal terwujud. Padahal, Ketua Umum KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana menyebut jika para atlet sudah menunjukkan performa yang membanggakan.
“PON saat ini adalah PON pertama kali diselenggarakan di 2 provinsi yaitu Aceh dan Sumut. Banyak dinamika yang muncul tapi prestasi kontingen Jateng tetap menggembirakan,” kata Bona di Posko Kontingen Jawa Tengah, Hotel Cambridge, Medan, Jumat, 20 September 2024 lalu.
BACA JUGA: Nana Sudjana Sambut Hangat Kedatangan Kontingen Jateng, Bawa Pulang 260 Medali PON
Dinamika PON yang Bona maksud bukanlah tanpa alasan. Seperti halnya pemaparan data oleh Wakil Ketua Umum II KONI Jawa Tengah, Soedjatmiko.
Ia mengatakan, tuan rumah PON selalu mendapatkan keuntungan tersendiri. Situasi kemudian menjadi sulit ketika tuan rumah terdiri dari 2 provinsi berbeda. Hal itu juga yang menjadi penyebab Jawa Tengah gagal menempati posisi 4 besar meski perolehan medali emas meningkat 3 kali lipat.
“Hampir semua cabor yang sifatnya subjektif, nomor-nomor seni, itu lebih dari 80 persen kena (dijuarai) oleh tuan rumah. Ini menjadi persoalan tersendiri, di sanapun pun tuan rumahnya kalau caranya masih seperti ini kita akan keberatan,” kata Soedjatmiko.
Pembajakan atlet berprestasi
Tak hanya persoalan sportivitas tuan rumah, status atlet juga memiliki dinamikanya sendiri. Menurut Soedjatmiko, atlet Jawa Tengah banyak dilirik oleh provinsi lain.