Semarang, 20/11 (beritajateng.tv) – Potensi Pariwisata di Distrik Tugu Cobalah ditunjuk oleh Head Kecamatan Tugu, Institut Pemberdayaan Komunitas Tugurejo (LPMK), sebuah kelompok sadar turis (Pokdarwi) dan kecamatan setempat dengan membuat a Paket wisata satu hari di objek andalan pariwisata di wilayah tersebut.
Setidaknya tiga tempat wisata di Kecamatan Tugu dapat dijual dan memiliki potensi, seperti Kuil Tugu, pariwisata hutan bakau dan Pulau Tirang. Jumat (11/11) kemarin, sebuah video dari satu hari tur dibuat di tiga objek wisata sekaligus, layanan Area Tugu TuGu Tugu.
“Kami sudah memiliki pokdarwi, kami akan mengembangkan potensi yang menambah ornamen atau bintik-bintik yang instagramable, pemasaran dikemas dengan pembuatan video ini dan kami akan van,” kata Kepala Kecamatan Tugu, Kusnandir, Jumat) (11/1).
Kata Mangrove juga memiliki potensi yang cukup besar, Pokdarwi yang ada sudah memiliki paket wisata yang siap untuk memberikan wisatawan untuk menikmati keindahan pulau Tirang.
“Pokdarwi juga siap untuk membawa wisatawan ke hutan bakau atau pulau Tirang. Selain itu, ada juga banyak bentuk atau kolam yang dapat digunakan sebagai tur memancing,” tambahnya.
Daerah pertanian dalam bentuk sawah berlanjut, ia dapat membuat spot selfie dan membangun pusat kuliner di tepi sawah atau kolam yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dalam periode pandemi. “Nanti kita akan bekerja sama dengan sektor swasta, misalnya di Kuil Tugu dengan memasang spanduk untuk mengesankan hidup dan ramai,” pungkasnya.
Ketua LPMK Tugurejo, Rofik menjelaskan tiga atraksi di daerahnya memiliki potensi yang dapat dijual kepada wisatawan dengan konsep pendidikan dan konservasi, serta oleh-oleh dalam bentuk pusat UMKM.
“Kami terus mengembangkan dan memastikan manajemen mereka, misalnya gerbang yang indah ini adalah UMKM, musik tradisional dan tangkapan air yang menjadi ekonomi kreatif seperti memancing,” jelasnya.
Rofik menjelaskan, semua paket dijual dengan paket wisata satu hari. Misalnya di Kuil Tugu, wisatawan diundang untuk belajar arkeologi atau sejarah, sedangkan untuk pariwisata mangrove yang akan dijual adalah pendidikan untuk penyelamatan wilayah pesisir.
“Misalnya, pembibitan mangrove, penanaman dan untuk menangkap Okan. Konsepnya lebih untuk pendidikan, kami telah memposting. Alhamdulillah ini dapat mendukung penuh dari kepala kecamatan,” pungkasnya. (AK / EL)