Adib menyebut, Aksi Kamisan di kampus memiliki kemasan yang berbeda-beda. Yang pasti, kata Adib, Aksi Kamisan Roadshow tampil lebih rileks, dinamis, dan membuka ruang diskusi antar mahasiswa.
Aksi Kamisan di kampus Semarang, diskusikan film Dirty Vote
Yang istimewa kali ini, Aksi Kamisan di UPGRIS bersamaan dengan diskusi film dokumenter Dirty Vote bersama sutradara Dandhy Laksono dan ketiga ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.
Adib menjelaskan, alasan menggelar diskusi itu karena film tersebut berhasil menjelaskan berbagai macam peristiwa, kejadian, dan praktik-praktik kecurangan dalam Pemilu. Bahkan, itu film juga berhasil menampilkan kesewenangan dari penguasa untuk memuluskan langkah dalam memenangi Pemilu.
“Pertanyaannya, Pemilunya udah selesai ini mau bawa ke mana? Nah, ini yang coba kita pikirkan bareng-bareng lewat agenda ini. Kita coba mengumpulkan elemen masyarakat, organisasi masyarakat sipil untuk berdiskusi,” lanjutnya.
BACA JUGA: Aksi Kamisan Desak Penarikan Polisi dari Wadas
Menurutnya, melalui film tersebut, masyarakat dapat melihat banyak fakta yang jelas mencederai, merusak, dan melewati batas nilai-nilai demokrasi. Oleh karenanya pula, Aksi Kamisan Roadshow kali ini mengambil tema ‘Majelis Rakyat Rebut Demokrasi’.
“Agenda ini berusaha memperluas bahwa Dirty Vote telah berhasil menyampaikan fakta dan itu tidak boleh berhenti dan harus terus dibicarakan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi