Guna meminimalisir dampak psikologis jangka panjang, peran orang tua dan sekolah sangatlah penting. Orang tua diimbau untuk selalu berkomunikasi dengan anak, tetapi tidak dengan nada interogasi. Sementara itu, sekolah perlu memastikan keamanan siswa dengan sistem jemput yang jelas, pengawasan satpam, serta penggunaan CCTV.
“Lingkungan yang aman membuat anak lebih cepat pulih. Kalau sekolah dan orang tua bisa bekerja sama, anak akan merasa lebih terlindungi,” pungkasnya.
Kabar sebelumnya, seorang siswi kelas 6 SD Negeri Pakintelan 2, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, berinisial H, selamat dari percobaan penculikan. Aksi itu berlangsung di jalan sepi tak jauh dari sekolahnya pada Jumat, 15 Agustus 2025 lalu.
Akibatnya, korban menderita luka cakaran di bagian wajah dan cekikan leher. Sempat trauma, kini korban telah bersekolah seperti biasanya dengan pendampingan psikologis.
Insiden bermula ketika H berjalan pulang dari sekolah menuju rumahnya. Sekitar pukul 11.10 WIB, ia melintasi Jalan Krajan Raya, jalur yang biasanya lengang.
Di tengah perjalanan, sebuah mobil asing berhenti di tepi jalan. Seorang pria menurut dugaan berpura-pura memperbaiki kendaraan sebelum tiba-tiba mendekati H dan memaksanya masuk ke dalam mobil.
H kemudian meloloskan diri. Ia membuka pintu mobil dan berlari ke arah yang aman. Meski selamat, H mengalami luka di bagian wajah akibat cakaran, yang kemudian langsung mendapat penanganan medis. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi