Dalam perawatannya, Semarang Baby Home baru memiliki 4 orang pengasuh. Jumlah tersebut tidak sebanding, sebab menurut Afandi, idealnya untuk mengurus 11 bayi memerlukan 6 pengasuh. Apalagi mengurus bayi memerlukan tenaga yang siap standby selama 24 jam.
“Ibu-ibu pengasuh yang di sini mengasuh dengan hati, ada rasa kemanusiaan, rasa keibuan, nggak sekadar bekerja saja,” ucapnya.
Semarang Baby Home berharap orang tua ambil kembali sang bayi
Baru beroperasi beberapa bulan, namun Afandi telah mempersiapkan segala kebutuhan dengan matang. Selain persediaan popok dan susu formula yang melimpah, pihaknya telah menyiapkan rencana pendidikan di masa depan. Akan tetapi, sekali lagi ia memegang prinsip agar buah hati dapat kembali ke keluarga.
“Kita harapannya bukan terus asuh selamanya, harapannya mereka ketika mampu secara situasi sudah settle untuk menerima bayi, silakan diambil tanpa jasa apa pun,” ujarnya.
BACA JUGA: Birokrasi Tak Kunjung Terbitkan Izin Operasional Panti Manarul Mabrur, Rois: Saya Tidak Peduli!
Sayangnya, Afandi mengakui jika bayi-bayi yang ada di tempatnya sudah jarang mendapat perhatian dari sang ibu. Beberapa orang tua bahkan tak lagi peduli akan nasib anak mereka.
“Awalnya masih tanya kabar bayi, setiap hari, dua hari sekali. Tapi lama-lama orang tua yang sering menanyakan kabar beberapa sudah mulai menghilang,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi