SEMARANG, beritajateng.tv – Dari 21,87 juta angkatan kerja di Jateng, 950 ribu orang di antaranya merupakan pengangguran. Adapun angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.
Sementara itu, ada 29,89 juta orang penduduk usia kerja di Jateng berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng per Februari 2025.
Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menyebut terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Jateng pada Februari 2025 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Seratus Hari Kinerja Luthfi-Yasin, Ketua DPRD Jateng: Kemiskinan dan Pengangguran Masih Tinggi
“Pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Jateng 940 ribu. Jumlahnya bertambah 10 ribu menjadi 950 ribu pada Februari 2025,” ungkap Endang saat dijumpai di kantornya, Jumat, 13 Juni 2025.
Endang menuturkan, lulusan SMA kejuruan atau SMK menyumbang angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jateng yakni sebesar 6,83 persen.
Lalu lulusan universitas sebanyak 5,44 persen, lulusan SMP 4,63 persen, lulusan SMA umum sebanyak 4,06 persen, lulusan SD sebanyak 3,16 persen, dan lulusan diploma sebanyak 2,55 persen.
Meski terbanyak, angka pengangguran lulusan SMK di Jateng alami penurunan
Meskipun menyumbang TPT tertinggi dari jenjang pendidikan lainnya, justru pengangguran yang merupakan lulusan SMK di Jateng, tutur Endang, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Pada Februari 2024, persentase pengangguran lulusan SMK mencapai 8,24 persen. Bahkan, kata Endang, tahun 2021 lalu angkanya mencapai 12,36 persen.
“Penurunan pengangguran lulusan SMK sudah turun. Awalnya 12,36 persen pada Februari 2021, sekarang jadi 6,83 persen pada Februari 2025; empat tahun berarti itu,” jelas Endang.
Bukan tanpa alasan bagi Endang mengapa angka pengangguran pada Februari 2025 meningkat ketimbang tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Terima 386 Aduan Sepanjang 2024, Ombudsman Soroti Kemiskinan dan Pengangguran di Jawa Tengah
Ia menyebut, tersedianya lapangan kerja tak sebanding dengan penambahan angkatan kerja (AK) yang semakin banyak di Jateng.
“Februari 2025 ini untuk penyediaan lapangan kerja tidak sebanding dengan tambahan pekerjanya yang banyak. Kalau dulu tahun 2021, kalau kita lihat tambahan pekerjanya 0,28 juta, penyedianya 0,45,” terang Endang.
Adapun kondisi yang terjadi pada tahun 2025 ini ialah jumlah penduduk usia kerja terus bertambah. Namun, tutur Endang, pertambahan itu tak dibarengi dengan jumlah lapangan pekerjaannya.
“Kondisinya pada Februari 2025 ini 0,51 lapangan kerja, tapi pekerjanya 0,52 juta,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi