“Itu solusi lebih baik daripada mahasiswa memanfaatkan pinjol yang nanti bisa membahayakan dirinya. Kalau nanti makin banyak mahasiswa yang melakukan pinjol, dikhawatirkan mereka tidak teliti,” ucapnya.
Pinjol memang dapat menjadi salah satu solusi instan bagi mahasiswa yang memiliki masalah keuangan dalam mencari sumber pembiayaan. Namun, bagi Ngasbun, pinjol bukanlah solusi terbaik.
Di samping itu, perguruan tinggi juga seharusnya memastikan bahwa kerja samanya dengan pinjol tidak akan menjerat mahasiswa di kemudian hari. Misal dengan adanya keringanan biaya hingga bunga serendah-rendahnya.
“Tetap harus ada kepastian dari perguruan tinggi bahwa ketika mahasiswa menggunakan jasa pinjol itu, harus benar-benar secara kelembagaan lewat kampus bukan orang per-orang,” sarannya.
Namun demikian, Ngasbun menilai jika kerja sama dengan pinjol bukanlah solusi jangka panjang bagi pendidikan di Indonesia. Yang harus menjadi perhatian dari masalah ini ialah adanya indikasi bahwa biaya pendidikan yang terlalu mahal hingga bukti kesejahteraan masyarakat yang belum merata.
“Pemerintah harus mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Harus ada program-program yang serius dikerjakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu pendidikan,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila