“Sarung ini identik dengan anak pesantren atau bisa dibilang orang yang tahu akan ilmu agama. Sebab itu, ketika memakai sarung, orang tersebut seperti terjaga dari tindak kejahatan,” jelasnya.
Penggunaan sarung pun tak lepas dari kebijakan Pemprov Jateng yang mengahruskan pegawainya menggunakan pakaian adat setiap hari Kamis.
“Jadi di Jateng setiap Kamis kita selalu pakai pakaian adat. Saya komunikasikan, ketika memakai kemben, itu di bawahnya saya pakai sarung. Mereka senang, bahkan saat ini banyak yang meniru karena dengan kita bawahannya pakai sarung, langkah kita jadi lebih cepat,” terangnya.
BACA JUGA: Hadiri Upacara Hari Santri di Alun-alun Kota Semarang, Taj Yasin: Representasi Kerukunan
Tak hanya itu, Gus Yasin pun mengapresiasi Pemerintah pusat yang menerapkan Hari Sarung Nasional pada 3 Maret.
“Saya berharap dengan adanya Hari Sarung Nasional ini orang-orang yang biasa memakai sarung seperti saya mendapatkan apresiasi dan tempat sehingga bisa memakai sarung dengan nyaman,” ungkap Gus Yasin.
“Dan mungkin kita memakai sarung tidak hanya di kegiatan-kegiatan keagamaan saja, tapi juga kegaiatan hari biasa,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila