“Penutupan program studi itu tidak hanya merugikan 80-an para mahasiswa PPDS lainnya. Namun juga masyarakat yang mesti panjang mengantri karena kelangkaan dokter di RS Kariadi,” sambungnya.
Kasus dokter PPDS, Dekan FK Undip kena doxing dan jadi korban perundungan
Sebelumnya, sejumlah dokter di Kota Semarang terpantau serentak mengunggah atau memasang foto profil dengan foto yang sama. Yaitu, foto Wisnu dengan tulisan berbunyi “I Stand With Dr. dr Yan Wisnu Prajoko, M. Kes., Sp. B., Subsp. Onk (K) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro”.
Wijayanto pun mengaku mengenal Wisnu secara pribadi. Ia menilai, Wisnu adalah sosok yang ramah, berhati-hati dalam bertutur kata, dan penuh intregitas. Akan tetapi, dalam beberapa terakhir, ia mengamini jika Wisnu sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
“Dokter Wisnu mengaku mengalami banyak sekali doxing dan perisakan di berbagai akun media sosial yang ia miliki. Hari-hari ini ia merasa cemas dan panik, stres dan burn out,” katanya.
BACA JUGA: Soal Dokter Residen Undip Kerja 24 Jam di RSUP dr. Kariadi, Rektor Sebut Ada SK Direktur
Sebagai sesama civitas Undip, Wijayanto menekankan jika Wisnu tak akan pernah rela melindungi pelaku perundungan dan mengorbankan nama baiknya sendiri. Juga mengorbankan mahasiswa dan mengalami segala perisakan di media sosial.
“Undip mendorong agar investigasi berlangsung secara tuntas agar terungkap akar struktural dan sistemik dari keadaan ini sebagai modal pembenahan ke depan, dan agar Undip tidak terus-terusan terhujani hukuman tanpa bukti dan tanpa pengadilan,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi