SEMARANG, beritajateng.tv – Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah, Aulia Hakim, membeberkan adanya badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jawa Tengah, utamanya di Kota Semarang.
Menurut keterangannya, PHK bukan hanya menimpa pekerja di industri garmen, melainkan meluas ke industri farmasi dan mebel. Hal itu ia sampaikan saat beritajateng.tv temui di sela-sela aksi unjuk rasa buruh tolak Tapera di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kamis, 6 Juni 2024 sore.
“Sekarang yang ada gejolak bukan hanya garmen, basis kami melebar kepada usaha mebel dan farmasi. Ada tiga perushaan yang sudah tutup,” ujar Aulia.
Bahkan, kata Aulia, sekitar 560 buruh di Kota Semarang telah terkena PHK. Ratusan buruh itu merupakan pekerja di industri mebel dan farmasi.
BACA JUGA: Geruduk Halaman Kantor Gubernur, Buruh Jawa Tengah Protes Program Tapera: Kebijakan Edan!
“PT Marada tutup. [Buruh] PT Kalizer dirumahkan, karyawan diefisiensi dengan gaji 50 persen. Di industri farmasi ada Ciubros, itu sudah mengefisensi tujuh orang buruh dan sekarang [yang] dipekerjakan hanya 17 orang,” tutur Aulia.
Tak hanya itu, Aulia juga menyebut PT Ebaco Nusantara telah merumahkan karyawannya. Saat disinggung perihal alasan badai PHK di Kota Semarang dan sekitarnya, Aulia mengungkap keadaan perusahaan yang belum pulih.
“Kalau industri farmasi, alasannya belum pulih,” tegasnya.
KSPI Jawa Tengah selidiki alasan badai PHK
Selain itu, kata Aulia, pihaknya akan menyelidiki alasan badai PHK tersebut.