Tak hanya itu, bantuan pavingisasi dan program dari Kementerian PUPR pada 2003 juga dilaksanakan di Kota Lama Semarang.
“Pada 2016 kawasan ini dapat anggaran Rp 250 miliar dari pemerintah pusat. Dana itu untuk beberapa program yaitu drainase, rumah pompa, museum, site furniture hingga ducting,” paparnya.
Ia berujar, hingga kini konsep infrastruktur di Kota Lama Semarang dirancang untuk pejalan kaki.
Hal itu membuat akses kendaraan sengaja persimpit dengan tujuan mengurangi jumlah kendaraan yang masuk. Konsep itu dipakai lantaran melihat usia bangunan yang ada di Kota Lama Semarang.
“Kami tidak mau bangunan berusia ratusan tahun di sini rusak, karena getaran yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melintas. Menjaga dan merawat kawasan Kota Lama Semarang memang menjadi fokus kami,” imbuhnya.
Adapun Transiska Anggota Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang dari Distaru Kota Semarang, mendukung penuh kerjasama Injourney untuk pengembangan potensi pariwisata Kota Lama Semarang.
Dukungan yang diberikan dalam hal percepatan perizinan serta produk tata rencana kota.
“Kami melakukan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk situasi Kota Lama Semarang.
Di dalam RTBL akan mengakomodir sistem kerjamasama dan akan ditindaklanjuti dengan Perwal,” tambahnya. (Ak/El)