Bahkan, menurut pengakuannya, Kholisun belum mendapatkan informasi terkait luas lahan sawah yang terdampak di Demak dan Grobogan akibat banjir yang melanda sejak dua pekan lalu.
“Kita belum dapat (berapa) luas lahan yang terkena banjir dan pengaruhnya terhadap hasil produksi seperti apa. Mungkin Dinas Pertanian punya datanya,” tandasnya.
Banjir Demak dan Grobogan jadi penyebab melonjaknya harga beras
Sementara itu, Kepala Disperindag Jateng, Ratna Kawuri meyakini banjir Demak dan Grobogan berpengaruh pada kenaikan harga beras di pasaran. Sebabnya, ribuan hektar sawah terdampak ia yakini memengaruhi sektor produksi.
“Kalau kita melihat secara umum dari beberapa kejadian, ada banjir terutama yang dialami di sentra-sentra produksi, seperti di Demak saja masih sekitar 2 ribu hektar yang siap panen jadi gagal panen, pastinya akan berpengaruh pada sektor produksi. Kalau saya melihat, antara supply dan demand ya,” ujar Ratna, Senin 19 Februari 2024.
BACA JUGA: Meski Banjir, Kanwil DJP Jateng I Pastikan Layanan Tak Terganggu
Meskipun masih ada lahan yang tergenang air dan mengganggu produksi beras, Ratna mengungkap kebutuhan pasokan beras tetap mampu terpenuhi. Selain impor yang pusat lakukan, beberapa wilayah di Demak dan Grobogan yang tak terdampak banjir dan sudah siap panen pun ia harap bisa mencukupi kebutuhan beras dalam negeri.
“Ada sebagian wilayah yang tergenang, tetapi saat ini juga ada beberapa wilayah yang mulai panen. Sehingga kalau sudah ada panen, ini bisa mengisi pasokan dari dalam negeri. Meskipun dari pusat juga akan melakukan impor untuk mencukupi stok,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila