Scroll Untuk Baca Artikel
HeadlineJatengNews UpdatePeristiwa

Banjir Rob Jateng, KNTI Soroti Program Mitigasi Perubahan Iklim Tak Jadi Prioritas Pemprov

×

Banjir Rob Jateng, KNTI Soroti Program Mitigasi Perubahan Iklim Tak Jadi Prioritas Pemprov

Sebarkan artikel ini
Kondisi Rob di Jalan Pantura Genuk Semarang.

Karena itu, KNTI mendorong pemerintah melakukan langkah-langkah progresif untuk memitigasi dan mengadaptasi bencana-bencana yang dihadapi oleh masyarakat pesisir khususnya nelayan dan pembudidaya. Diantaranya dengan mendorong pendekatan koordinasi yang efektif antar pemerintah daerah di dalam satu provinsi.

“Peristiwa banjir rob yang melanda banyak wilayah di pesisir, terutama di Jawa, Sumatera Utara, serta kian meluas ke daerah lain, membutuhkan langkah-langkah kolaboratif setiap daerah guna memaksimalkan upaya mitigasi dan adaptasi,” tandasnya.

Selain itu, pihak terkait diminta melakukan pendekatan yang holistik untuk merehabilitasi dan melindungi mangrove sebagai sabuk pantai yang terjamin keberlanjutannya dari aktivitas-aktivitas pembangunan dan perampasan ruang laut. Pemerintah diminta mengalokasikan anggaran untuk mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim di wilayah pesisir yang adil dan berpihak bagi pemulihan lingkungan. Seperti pembangunan infrastruktur untuk penahan banjir, normalisasi sungai dan muara, pembangunan rumah layak huni, penyediaan informasi cuaca, pembangunan rumah layak huni, hingga pemberian skema bantuan atau asuransi mengkompensasi kerugian yang dialami nelayan atau pembudidaya akibat banjir.

“Kami juga meminta pemerintah membuat program-program mitigasi dan adaptasi yang komprehensif dengan melibatkan partisipasi penuh nelayan, pembudidaya, petambak garam, pengolah ikan, perempuan nelayan, dan pemuda. Selain itu, melakukan transisi aktivitas ekstraktif di pesisir dengan melakukan pemulihan lingkungan sebagai komitmen penuh dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim,” katanya.

Sementara itu, Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB bekerjasama dengan Laboratorium Geodesi ITB mengungkap penyebab banjir rob yang terjadi 23 Mei 2022 lalu di wilayah pantura Jawa Tengah. Mereka menilai, banjir rob disebabkan penurunan muka tanah yang terjadi sangat cepat. Kepala Laboratorium Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Heri Andreas mengungkapkan, banjir rob di Pantura pada tanggal 23 Mei 2022 sangat erat kaitannya dengan penurunan tanah atau land subsidence. Banjir rob juga diperparah oleh terjadinya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.

“Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia,” kata dia dalam keterangan resminya.

Sayangnya, kata dia, penurunan tanah ini terlihat masih diabaikan dalam analisis pengurangan risiko banjir rob di Pantura. Dari catatan Pemerintah seperti melalui BMKG, BRIN, BNPB hingga catatan Walhi Jateng tidak ada satu pun yang menyinggung penurunan tanah sebagai faktor terpenting yang harus diperhatikan.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta bupati dan wali kota di wilayah Pantura untuk waspada terhadap siklus gelombang tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir air laut pasang (rob) pada Juni-Juli mendatang. Ganjar berharap percepatan pembangunan tanggul raksasa sepanjang 6,5 kilometer di sepanjang pantai utara Kabupaten dan Kota Pekalongan dapat mengurangi dapat gelombang pasang. (*)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan