“Pengambilan air tanah ini secara exercising (penerapannya) sudah ada. Karena kawasan industri di Jateng hampir semua di Pantura kebanyakan menggunakan air tanah. Sehingga kita tidak bisa menghentikan karena secara exercising sudah ada,” tegas Sumarno.
Sebagai solusi, pihaknya mendorong pelaku industri di kawasan pesisir untuk mengganti air bawah tanah dengan air baku yang berasal dari sumber air permukaan. Sumarno menilai hal itu merupakan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan banjir rob Pantura.
BACA JUGA: Waspada! 10 Wilayah Pesisir Pantura Jateng Terancam Banjir Rob
Hingga saat ini, penyediaan air baku penunjang aktivitas industri di kawasan pesisir tengah dalam pengupayaan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Pengupayaan tersebut berupa pembuatan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang serta optimalisasi Waduk Jatibarang dan kolam retensi di Kota Semarang
“Tapi kita memikirkan bagaimana ini disubtitusi dengan air baku. Maka kami koordinasi dengan PUPR untuk pembuatan bendungan untuk penyediaan air baku. Waduk Jatibarang juga, kolam retensi di Semarang juga. Kalau sudah, baru kita subtitusi dengan air baku,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi