Dengan adanya alat tersebut, Bank Jateng, kata dia, juga akan memperoleh keuntungan dengan meningkatnya penerimaan daerah. Yang secara langsung juga meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bank Jateng.
“Kontribusi Bank Jateng dalam meningkatkan pendapatan daerah juga kami lakukan melalui pengembangan layanan digital kepada pemerintah antara lain Cash Management System (CMS) Pemda, Aplikasi Sistem Keuangan Desa (Siskudes) yang berbasis CMS sehingga membantu layanan transaksi non tunai bagi pemerintah desa di Jawa Tengah”, ungkapnya.
Pembayaran pajak melalui aplikasi ‘Sakpole’
Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak kendaraan bermotor, Bank Jateng mengembangkan sistem pembayaran pajak secara online. Yakni melalui aplikasi Sakpole yang terintegrasi dengan kanal pembayaran Bank Jateng. Seperti Bima Mobile dan Internet Banking Bank Jateng.
Mengemban misi sebagai penunjang pembangunan daerah, Bank Jateng telah melakukan transformasi dengan lebih besar lagi menyalurkan kredit kepada sektor usaha produktif, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Pada akhir Desember 2023, penyaluran kredit segmen ritel dan UMKM telah mencapai Rp15,78 triliun dan tumbuh 23,38%” jelas Irianto.
BACA JUGA: Kantor Kas Kaliwungu Resmi Berubah Jadi Bank Jateng Kantor Cabang Pembantu
Kontribusi Bank Jateng terhadap perekonomian daerah juga terbukti melalui pembagian dividen atas laba perseroan kepada pemerintah kabupaten, kota dan provinsi di Jawa Tengah.
“Tahun ini Bank Jateng membagikan dividen sebesar Rp1,099 triliun dari laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp1,58 triliun”, pungkas Irianto. (*)
Editor: Farah Nazila