KARANGANYAR, beritajateng.tv – Bank Jateng resmi mengukuhkan tujuh Duta Literasi Keuangan dari wilayah Kantor Koordinator Surakarta dalam acara yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Jumat 23 Mei 2025.
Pengukuhan ini sekaligus menandai dimulainya rangkaian kegiatan Bulan Literasi Keuangan yang akan berlangsung dari Mei hingga Agustus 2025.
Direktur Utama Bank Jateng, Irianto Harko Saputro, menyampaikan bahwa para duta akan langsung mengikuti Training of Trainer (ToT) untuk kemudian memberikan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat. Sasaran edukasi mencakup pelajar, karyawan, petani, nelayan, pelaku UMKM, hingga penyandang disabilitas.
“Para duta ini menjadi ujung tombak kami dalam menyebarkan pengetahuan keuangan secara inklusif dan merata,” ujar Irianto.
Ia juga menegaskan komitmen Bank Jateng dalam mendukung program literasi dan inklusi keuangan yang merupakan gagasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sepanjang tahun ini, Bank Jateng telah aktif menggelar edukasi sekaligus membuka layanan seperti rekening QRIS Pedagang Bima, aktivasi Bima Mobile, serta sosialisasi produk seperti tabungan, kredit, DPLK, dan agen Laku Pandai.
BACA JUGA: Bank Jateng Salurkan Pinjaman Rp215 M untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Blora
Tak hanya itu, Bank Jateng juga gencar memberikan edukasi keuangan ke kalangan pelajar di berbagai daerah di Jawa Tengah. Program Simpanan Pelajar (Simpel) telah menjangkau pelajar di Kabupaten Pekalongan, Pati, Cilacap, Sragen, dan Blora.
Hingga 30 April 2025, tercatat 212.288 rekening Simpel aktif dengan nilai tabungan mencapai Rp88,48 miliar. Hal ini berdasarkan data Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO).
“Bank Jateng akan terus memperluas jangkauan edukasi keuangan sekaligus meningkatkan kualitas layanan perbankan kami di Jawa Tengah, Jakarta, dan Yogyakarta,” tegas Irianto.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku PUJK, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa Bulan Literasi Keuangan merupakan bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN). Tujuannya untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan keuangan yang memadai agar mereka terhindar dari jeratan investasi ilegal dan pinjaman daring yang merugikan.
“Kami ingin masyarakat lebih sejahtera dengan memahami pengelolaan keuangan dan menggunakan layanan keuangan secara bertanggung jawab,” jelas Friderica.
