Pemalang, 18/3 (BeritaJateng.tv) – PT Djarum ikut berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat di Provinsi Jawa Tengah dengan merenovasi 10 unit rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga tidak mampu di Kabupaten Pemalang.
Program kolaboratif bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah yang bertajuk Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) ini merupakan bentuk nyata atas program penanggulangan kemiskinan ekstrem yang digagas Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 2021 dan dijalankan oleh Kemenko Bidang Perekonomian.
Deputi GM Corporate Communications PT Djarum Achmad Budiharto mengatakan keikutsertaan pihaknya dalam menyukseskan Program RSLH merupakan komitmen mendukung program pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan menaikkan taraf hidup masyarakat.
Menurut dia, rumah yang layak huni merupakan aspek penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
“Sebagai tempat bernaung, rumah harus bisa memberikan kenyamanan dan kesehatan agar kualitas hidup orang yang tinggal didalamnya bisa semakin baik. Dengan kualitas hidup yang baik itu, para penghuninya kemudian dapat melakukan hal-hal yang bersifat produktif dan membuahkan perbaikan ekonomi bagi keluarga tersebut,” katanya.
Demi mewujudkan hal tersebut, PT Djarum mengucurkan anggaran sebesar Rp400 juta guna membiayai renovasi 10 unit rumah keluarga kurang mampu dengan masing-masing bantuan renovasi untuk setiap rumah berkisar dari Rp35-42 juta.
Angka ini lebih besar dua kali lipat dari rekomendasi anggaran pemerintah dan meningkatnya nominal bantuan pada setiap rumah bertujuan agar tidak memberatkan penerima bantuan, mengingat kondisi ekonomi mereka yang terbatas sehingga pemilik rumah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk proses pembangunan.
Bedah rumah ini juga dioptimalkan agar bangunan tidak hanya layak huni tapi juga kokoh dan elok misalnya untuk lantai dari yang semula tanah kini menggunakan keramik.
Kemudian pada bagian atap dipasang plafon untuk menghalau udara panas dari genting, dan renovasi juga dilakukan terhadap sanitasi air, pencahayaan serta memastikan udara tersirkulasi dengan baik.
“Kami juga mempekerjakan warga di sekitar lokasi penerima bantuan untuk berperan serta membangun rumah tetangganya tersebut. Selain untuk menguatkan rasa gotong royong, kami juga berharap ada dampak ekonomi yang mereka rasakan. Dengan setiap rumah rata-rata dikerjakan oleh sekitar empat orang, pembangunan selesai kurang lebih satu bulan dan juga disupervisi oleh tim kami,” ujar Budiharto.