Jateng

BBWS Pemali Juana Ungkap Butuh 10 Hari Tutup Tanggul Sungai Tuntang Grobogan, Ini Alasannya

×

BBWS Pemali Juana Ungkap Butuh 10 Hari Tutup Tanggul Sungai Tuntang Grobogan, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Tanggul Sungai Tuntang | banjir grobogan
Banjir di Grobogan akibat tanggul Sungai Tuntang jebol untuk keempat kalinya selama 2025, Minggu, 9 Maret 2025. (ant)

SEMARANG, beritajateng.tv – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menyebut penutupan tanggul Sungai Tuntang yang jebol akan memakan waktu 10 hari. Sebab, penutupan tanggul tak bisa langsung dilakukan, lantaran banyak cekungan yang mesti diratakan terlebih dahulu.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (Opsda) 4 BBWS Pemali Juana, Heri Santoso, mengungkap, penutupan aliran air sungai sudah dilakukan agar tak masuk ke pemukiman warga lagi.

“Kemarin sudah tertutup aliran itu, siang kemarin sampai seterusnya kami akan fokus pada penutupan tanggul. Penutupan tanggul baru bisa hari ini karena kami harus meratakan cekungan dan menyiapkan penimbunan untuk menutup tanggul utama,” ungkap Heri kepada beritajateng.tv, Kamis, 13 Maret 2025.

Adapun penutupan aliran air sungai itu, kata Heri, mendapat tenggat waktu selama dua hari oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

BACA JUGA: Luapan Sungai Tuntang Grobogan Sampai ke Semarang, SDN Tambakrejo 01 Banjir 20 Sentimeter 

“Lusa kemarin itu kami mulai proses penutupan aliran air yang masuk ke pemukiman, ditarget dua hari sama Pak Gub, kemarin siang sudah tertutup. Tutupan itu kami levelkan dengan bantaran, lagi proses, kami mulai fokus persiapan penutupan hulu pertama,” tegas dia.

Heri menyebut, hanya ada satu titik tanggul yang jebol. Hanya saja, dampaknya jauh lebih luas. Pihaknya pun mengungkap curah hujan di Grobogan saat ini sudah kondusif.

“Alhamdullilah sudah kondusif, mudah-mudahan minggu ini curah hujannya aman, karena kalau naik lagi, bakal kendala lagi. Debit air juga sudah surut, sudah aman untuk pelaksanaan [penutupan tanggul sungai], tinggi muka air (TMA) itu 1.690-1.695,” jelas Heri.

Hanya satu titik tanggul jebol, Sungai Tuntang tak akan beroleh normalisasi

Lebih lanjut, Heri menuturkan Sungai Tuntang tak akan dinormalisasi. Sebab, normalisasi Sungai Tuntang membutuhkan dana yang cukup besar.

“Bukan normalisasi setahu saya, karena normalisasi butuh dana sangat besar. Kalau normalisasi tapi hulunya gak kami konservasi kan sedimennya muncul lagi,” pungkasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Respon (1)

Tinggalkan Balasan