SEMARANG, beritajateng.tv – Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Banyubiru mengakui sulitnya mengendalikan hama tikus yang menyerang tanaman padi di Desa Banyubiru.
Selain tikus lokal, serangan hama pengerat ini semakin masif karena migrasi tikus dari wilayah di sekitarnya. Seperti Rawapening dan sejumlah lahan persawahan di Kecamatan Jambu.
“Tikus tikus ini hijrah karena di kecamatan Jambu sudah tidak ada tanaman padi,” ungkap Koordinator BPP Kecamatan Jambu, Nugroho Yuni, di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Rabu, 16 April 2025.
Satu satunya pengendalian hama yang sampai hari ini masih efektif adalah dengan menggunakan racun Racumin yang dicampur dengan beras. Terkadang racun itu di tambah susu instan bubuk.
BACA JUGA: Dampak Hama Tikus, Pemdes Banyubiru Semarang Minta Keringanan Pembayaran PBB
Hanya saja petani di wilayah Desa Banyubiru semakin kewalahan karena biaya yang harus mereka keluarkan juga cukup besar dan semakin memberatkan.
Hingga periode Maret- April 2025 ini, upaya pengendalian dengan racun ini sudah menghabiskan total sebanyak 7 kilogram Racumin yang dioplos dengan 25 kilogram beras.
Di mana 1 kilogram Racumin oplosan tersebut hanya bisa di gunakan untuk mengendalikan hama tikus pada 2 hektare lahan tanaman padi.
Respon (1)