“Untuk SPHP kita lakukan di seluruh Jateng melalui pasar-pasar. Ada 133 pasar dengan pedagang sebanyak 538,” sambungnya.
Melalui program SPHP, Bulog akan menjual beras dengan harga yang telah Bapanas tetapkan, yakni Rp9.950 per kilogram dari gudang Bulog.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Gandeng Kabupaten Tetangga Penuhi Pasokan Beras
Jika nantinya beras sampai ke pedagang, harganya akan naik menjadi Rp10.200 per kilogram. Kholisun menegaskan kenaikan itu terjadi karena adanya komponen biaya distribusi yang masuk dalam perhitungan.
”Pedagang ini nanti jual ke konsumennya maksimal sesuai HET (harga eceran tertinggi) atau Rp10.900 per kilogram. Mereka ini sudah membuat pernyataan siap menjual dengan harga maksimal sesuai HET dan menjual langsung kepada konsumen, tidak boleh ke pedagang,” ujar Kholisun.
Terkait impor beras, Kholisun mengungkap sumber beras Bulog saat ini sebagian berasal dari dalam negeri. Kemudian, sebagian lagi merupakan hasil impor. Namun, ia menegaskan tetap mengandalkan produksi petani dalam negeri sebagai penghasilan yang utama.
“Bulog Jateng mengutamakan pengadaan produksi dari petani dalam negeri. Sampai saat ini, kami sudah melakukan penyerapan hasil produksi petani dalam negeri sejumlah 124 ribu,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi