Boedyo menyebut, pihaknya acap kali melakukan pembinaan kepada masyarakat. Bahkan, berbagai sektor juga ia libatkan dalam edukasi maupun penegasan kepada masyarakat. Namun, kegiatan tambang rakyat tak berizin tetap berjalan sebab mayoritas masyarakat sangat bergantung pada hadirnya tambang tersebut.
“Kita sudah upaya pembinaan kepada masyarakat dari semua sektor. Dulu pun kami juga melakukan upaya pembinaan penertiban agar pertambangan ini sebelum memiliki perizinan untuk tidak dimulai kegiatannya. Tetapi sekali lagi, masyarakat di sana sangat bergantung pada kegiatan ini. Sehingga kesulitan untuk memantau dan menyadarkan untuk tidak melakukan ini (kegiatan pertambangan rakyat tidak berizin),” ucap Boedyo.
Tak ingin bahas penutupan tambang emas rakyat saat masa penyelamatan dan evakuasi
Menyoal penutupan tambang rakyat ilegal, Boedyo tak ingin banyak berkomentar terkait tahapan selanjutnya yang akan pihaknya tempuh. Hal ini ia lakukan untuk menghormati keluarga korban yang hingga kini masih menanti kepulangan penambang yang terjebak.
Meskipun begitu, rencana ke depannya akan ia diskusikan lebih lanjut dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terkait dan juga elemen masyarakat yang terlibat di dalamnya.
BACA JUGA: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Kasus Tambang Emas Ilegal Banyumas
“Jadi sebenarnya planning-planning selanjutnya memang sudah ada rencana pembicaraan. Kami bersama Pemkab akan kami diskusikan setelah masa SOP penyelamatan dan evakuasi dari Basarnas selesai. Nanti tahap selanjutnya kita ingin membahas bagaimana sebaiknya kegiatan ini selanjutnya, karena komprehensif masalahnya. Sosial masyarakat harus dipertimbangkan,” pungkas Boedyo. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi