“Harapannya kepada Palestina, semoga kuat dan survive. Kami yakin semua pihak berusaha membantu,” kata Any.
Selain melaksanakan salat gaib, para siswa-siswi SMP Kesatrian 2 juga turut serta dalam penggalangan donasi. Nantinya donasi yang terkumpul akan disalurkan langsung ke Palestina. Penggalangan dana akan dilaksanakan selama 5 hari berturut-turut.
Belajar kemanusiaan sejak usia dini
Terpisah, Adinda Fidela, salah satu siswa kelas 7 SMP Kesatrian 2 Semarang, mengaku sempat kebingungan dalam melaksanakan salat gaib. Hal tersebut lantaran ia belum pernah salat gaib sebelumnya.
Meski begitu, ia turut merasakan kesedihan akan korban-korban di Palestina. Terlebih, banyak korban yang berusia dini, seumuran dengannya.
“Mengikuti berita Palestina di televisi. Rasanya sedih, rasa kasihan, mereka nggak bisa sekolah dan hidup tenang kaya di sini,” katanya.
Siswa lainnya, Arjuna Syach juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, sebagai warga Indonesia, ia harus mempunyai empati dan simpati atas apa yang terjadi di Palestina.
“Saya prihatin terhadap warga Palestina karena telah banyak yang jatuh korban, karena di umur segitu udah tidak bisa menikmati sekolah, terluka, masuk rumah sakit, bahkan meninggal dunia,” kata salah satu siswa SMP Kesatrian 2 itu.(*)
Editor: Farah Nazila