Perjalanan menemukan bug di sistem Google pun berawal dari tantangan dari rekan satu komunitasnya agar berani menjadi bug hunter di perusahaan-perusahan besar dunia, salah satunya Google Inc. Tak mudah, Zakir perlu lima kali percobaan sampai akhirnya laporan bug berhasil diterima oleh Google.
“Setelah lapor ke Google kemudian dari Google melakukan validasi apakah bugnya valid atau enggak. Setelah itu ada remidiasi untuk memperbaiki celahnya. Pas semuanya selesai baru dikasih reward,” sebutnya.
Kepala SMKN 8 Semarang, Harti menyampaikan pihak sekolah sangat bangga akan kemampuan salah satu siswanya tersebut. Ia berharap agar siswa lain bisa seperti Zakir ini dapat berkembang karena telah diberikan fasilitas berupa pembelajaran yang fleksibel. Lebih lanjut, pihak sekolah juga memfasilitasi siswa dengan pelatihan cyber security.
“Cyber security seperti pisau bermata dua, harapan dari sekolah bagaimana anak-anak ini memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal yang positif, hal tersebut tentu butuh pendampingan dari guru, orang tua, dan pemerintah,” katanya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto